Aku, Kamu, Mereka dan Alam

Aku, Kamu, Mereka dan Alam
Aku, Kamu, Mereka dan Alam... Pantai Gedong, 8 Maret 2011 bersama keluarga keduaku,,

Monday 26 November 2012

I Say This..

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Wahai Rabb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata (hati) kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa (QS. Al Furqon:74)

Lapangkan hati kami,, bahwa apa-apa yang menurut kami baik belum tentu baik menurut-Mu ya Allah. So this is me, berharap takdir yang terbaik dari-Mu. Let say this Li, rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurryatinaa qurrata a'yuniw waj'alna lilmuttaqiina imamaa

Tuesday 23 October 2012

Jalan-Jalan Ber-Alibi Kondangan

Hello Universe, rasanya hatiku sudah a half charging weekend kemarin. Jalan-jalan, nenangin pikiran. Bermetamorfosis! Dan akan lengkap weekend ini saat pulang.. yey!! 

Maafkeun kalau beberapa minggu belakangan saya sering ngegalau di twitter. Maafkeun yang tiba-tiba dapat gangguan saya beberapa minggu terakhir. Setidaknya kamu, kamu dan kamu jadi lebih tahu apa yg harus kamu lakukan saat menemukan aku jadi lebih ceria daripada biasanya, lebih ceplas ceplos daripada biasanya, lebih sering ketawa dan senyum, ya cukup mengalirlah dengan iramaku. berceritalah dan tertawalah bersamaku. 

Aku sempat mengingat sebuah kalimat, Don't let the silly little dramas of each day get you down. For you are here to do great things.Iya bener, ga usah drama. Hidup itu bukan FTV yang unyu-unyu, hidup itu keras, Jenderal! Makanya, saat kau sedih menangislah secukupnya dan ayo semangat lagi. Setidaknya, iya setidaknya kamu jadi tahu ada skenario lain yang mungkin dulu ga pernah dilihat. Dan here it is! Look, your God never let you down.

Weekend Magelang - Jogja 

Ceritanya kondangan sekalian jalan-jalan atau jalan-jalan sekalian kondangan, ah apapun. Yang pasti Sabtu Minggu kemarin aku dan Mbak Umi sukses menapakkan kaki di Magelang dan Jogja. Rencana awal berangkat jam 6 pagi tapi akhirnya molor jadi jam 10. Maklumlah, I am 0-blood-type :D Berangkat cuma modal diri, uang, HP dan tas ransel. Oke, aku baru pertama kali ke Magelang naik bus dan ternyata Mbak Umi juga sama. Ga ngertilah nanti mau turun di mana cuma modal ancer-ancer dari Mbak Dian, "ntar kamu turun Kebon Polo njuk tak jemput." Naik bus, duduk langsung bilang ke kondektur bus," Pak, kula mangke mandap Kebon Polo saged?" si Bapak mengangguk dan yay Magelang, I'm coming...

Pernah ga sih kamu duduk di bus terus dapat teman seperjalanan yang baik, nyambung berujung sampai kenalan, cerita macem-macem? Pernah. Menyenangkan karena itu sangat membantu mengurangi kebosanan selama perjalanan. Tapi kalau sebaliknya? Duduk bersebelahan dengan orang yang berpotensi membuat kita sebal, lebih baik gunakan caraku, ambil posisi duduk senyaman mungkin, ambil headset, setel lagu-lagu favorit, doa dan tidur. Itu akan menyelamatkan diri dari kemungkinan penyakit hati sebel, grundel dan ngomongin orang.Ya begitulah kira-kira yang aku lakukan selama perjalanan ke Magelang kemarin. Kebetulan aku misah tempat duduknya sama Mbak Umi dan kebetulan dapet teman perjalanan yang kurang enak.

2  jam lebih sedikit perjalanan, sampailah di Magelang. Dijemput sama Mbak Dian, ngobrol-ngobrol bentar dan culinary time! Pas banget dateng pas jam makan siang. Jadilah kami muter cari makan dulu. Magelang itu khasnya tahu kupat, so pilihan makan siangnya ya tahu kupat. Pas disajiin aku langsung nyeletuk, "lha ini kan sama aja kayak tahu gimbalnya semarang versi lebih encer." Dan rasanya ga jauh-jauh beda. Mungkin emang ga begitu hobi makan tahu gimbal juga jadi kerasanya sama aja hehee.. Abis itu ke Es Eny. Dateng langsung disambut berbagai nama es yang aneh-aneh. Es Kemesraan, Es Putri Salju, Es Sendiri Lagi, Es apalah pokoknya banyak dan aneh-aneh. Kenyang? Banget. Selanjutnya ke rumah Mbak Dian, istirahat. 

Skip langsung ke hari Minggu. Meluncur ke Sleman, ke rumah Mbak Wita. Intinya kan ke Jogja itu mau kondangan kan ya. Datang pas akad nikah, langsung sumringah lihat mantennya cantik banget. Prosesi ijab kabul, alhamdulillah, sah! Salaman sama mantennya langsung pamitan. Meluncur ke Kaliurang. Ini jadi intinya jalan-jalan ber-alibi kondangan. Lha kondangannya ga ada sejam, lebih lamaan muter-muternya. Next destination, Taman Wisata Kaliurang, ke Museum Ullen Sentalu. Ini janji Mbak Dian, mau bawa aku ke sini. Dan kesampaian. 

Buat kalian penikmat sejarah kerajaan-kerajaan Jawa, Ullen Sentalu itu pilihan yang cocok. Museum yang dikelola oleh keluarga yang cinta kebudayaan Jawa, di sponsori 4 kerajaan Islam yang sampe sekarang masih eksis dan menjadi pengisi museum ini. Kasultanan Yogyakarta, Mangkunegara, Kasunanan Surakarta dan Pakualaman. selengkapnya tentang Ullen Sentalu bisa dibuka di sini www.ullensentalu.com. Sayangnya, di sini ga boleh foto-foto sembarangan. Jadi, ga ada koleksi foto di dalam museumnya. Bisa foto-foto di bagian luarnya. Tapi, ga ada ruginya karena pemandangan dan bangunan museum ini unik. (Untuk sementara ga ada  foto-foto dulu di sini, belum ditransfer foto-fotonya)

Intinya weekend kemarin aku sukses liburan. Walaupun cuma bentar ke Ullen Sentalu doang. Yang pasti sih lumayan refresh, senang dan kenyang *eh :D

Can't wait jalan-jalan selanjutnya.. Episode depan 10 November, Surabaya I'm coming... ^^

Saturday 13 October 2012

#termin 007

Prinsipnya itu seperti tepuk tangan.
Akan berbunyi kalau ada dua telapak tangan yang bertabrakan.
Tapi jika cuma satu telapak tangan,
hanya akan ada angin dan hampa.
Begitu prinsipnya..

Tuesday 9 October 2012

Jalan-jalan Kali Ini, Kediri (Lewat Selatan)

Weekend kemarin saya nyempetin waktu ke Kediri. Nengok ponakan. Meskipun udah berkali-kali ke Kediri, perjalanan kali ini beda. Apa yang bikin beda? Rutenya. Ya, kali ini karena berangkatnya dari Semarang jadi aku milih lewat jalur Selatan yang lebih deket. Pertimbangan lainnya karena jalur Pantura sedang lagi ada perbaikan jalan yang bisa sampe 2 jaman macet kalo lagi sial. Setelah ambil keputusan lewa jalur selatan, mulai deh banyak pertanyaan di pikiran. Ini nanti naik apa? Lewat mana? Bingung. Buta arah sama sekali. Apalagi rencananya berangkat malam hari dan sendiri. Kalau lewatnya Pantura mah saya apal dan mungkin ga ngerasa was-was karena udah biasa. Harap maklum ya, saya orang Pantura yang sehari-hari lewatnya ya jalan sepanjang pantai utara. :D

Mulailah lima hari sebelum hari H saya sibuk nyari-nyari info travel, bus, kereta, pokoknya kendaraan yang mungkin dinaiki sampai ke Kediri. Ngumpulin referensi dari cerita-cerita di blog sampai nanya sana sini. Sayangnya koleksi temen dari Kediri minim. Apalagi yang sering bolak balik Kediri - Semarang. Setelah cari info sana sini akhirnya keputusan mengerucut ketiga opsi,
  1. Naik kereta api, ambil jurusan Semarang - Kediri dengan tiket dihitung Jakarta - Kediri yang artinya bisa sampe 200an ribu karena adanya cuman Bisnis.  Bisa kena kanker tiba-tiba ini kalo PP naik kereta! Bahkan efeknya bisa kerasa sampai akhir bulan :(
  2. Naik Bus tapi dengan resiko harus pindah bus 2 kali. Semarang - Solo, Solo - Nganjuk dan Nganjuk - Kediri. Ini murah di ongkos tapi capek di badan. Apalagi kalo malem, waduh!
  3. Naik travel. Agak mahal tapi santai. Nunggu di kosan, dijemput trus dianterin sampai depan rumah tujuan. Ini kayaknya yang paling masuk akal dipilih buat perjalanan malam hari.
Dan benar saja, dari 3 opsi itu si Ayah cuman ngijinin kalo naik travel. Udah wanti-wanti juga dengan kata pokoknya pokoknya dan pokoknya. Kalo sudah begitu ya apa mau dikata, manut. Mulai deh nyari-nyari travel jurusan Semarang - Kediri.

Alhamdulillah hari Rabu sore akhirnya dapat tiket travel ke sana. Nama travelnya Surya Travel (mangga di googling sendiri). Mobil-mobilnya kebanyakan sudah tua, tapi pelayanannya lumayan bagus. Tiket Rp110.000,00 ke Kediri dapat snack roti dan aqua. Kalau dari Semarang malam jam tiket jam 8 (tapi praktiknya saya dijemput jam 9) sampai Kediri jam setengah 4 pagi. Lumayan cepet untuk ukuran travel. :)

Karena ini the first time-nya aku ke Kediri lewat jalur Selatan, aku udah niat mau ngapalin jalan. Lihat-lihat jalan biar ga buta-buta amat kalo ditanya. Jadilah semalaman ga tidur di mobil. Ngamatin kanan kiri. Tapi karena kondisinya gelap sepanjang jalan aku jadi ga bisa foto-foto. 

Rutenya: Semarang - Ungaran - Salatiga (lewat Tingkir) - Boyolali - Sragen - Gemolong - Ngawi - Madiun - Caruban - Nganjuk - Kertosono - Kediri

Yang horor itu yang jalan dari Tingkir sampai Sragen. Jalannya sepi apalagi malem-malem. Dulu waktu ke Sangiran sama anak-anak magang Candisari aku pernah bilang ke Andri, "Wah lumayan iki Ndri nek lewat sini malem. Nek ana apa-apa misal ban bocor susah." Dan kemarin kesampaian dong, lewat daerah sini jam 12 malam. hahaa...

Kalau lewat Pantura, kita sepanjang jalan disuguhi pemandangan laut (yaiyalah namanya juga pantai utara -___-) nah, kalo lewat jalur selatan kita disuguhi pemandangan asri pohon-pohon. Emang bener ya kalo daerah selatan Jawa ini subur. Rimbun, adem aja gitu lihatnya. Sayang ni ga lewat pas masih terang, kataku dalam hati. Jalannya juga bagus, ga jelek kayak jalur pantura yang tiap tahun ada saja perbaikan di sana sini. Tapi jalur ini relatif sepi ga kayak Pantura yang 24 jam always ramai.

Setelah pegel-pegel duduk dimobil akhirnya jam 4 kurang dikit sampai ke Tinalan, rumah si kakak. Sampai sana saya disambut tangis hebohnya baby Faza yang lagi ngambek minta susu. Langsung ilang deh capek-capeknya. Cuci kaki, cuci tangan, cuci muka, cium baby Faza :) Sabtu Minggu melepas kangen. Ngobrol ngalor ngidul sama si Mbak, peluk-peluk Ibu sayang, dan dapet banyak wejangan dari si Mas. (buat wejangannya kayaknya perlu tulisan khusus kalo mau diceritain. Panjang kali lebar kali tinggi!) Sebenernya sih belum puas karena belum makan martabak Eifel, belum makan tahu Kediri dan belum puas gendhong baby Faza. Ntar deh kalo ada libur agak panjang ke Kediri lagi :)

Pulangnya saya naik travel yang sama, lewat jalur yang sama bedanya kali ini saya dari Kediri siang. Jadi bisa puas lihat-lihat jalan. Sayangnya, saya tepar di travel. Masuk angin sepertinya. Mual, muntah, ga bisa ngapa-ngapain dan HP mati. Untungnya perjalanan lancar, sampai kosan dengan selamat. Langsung gegulingan di kasur kamar. Alhamdulillah.... 

Sekian cerita jalan-jalan capek kali ini. Oiya, Kediri itu kota yang recommended buat dikunjungi lho.. :)

Tuesday 2 October 2012

NINDA



Untuk semua Ayah terhebat di dunia, Untuk semua Ibu tertangguh di dunia. Untuk semua anak yang terus belajar bagaimana menyayangi orang tua. Dan untuk SAUJANA.

Senja selalu memberikan semburat warna yang mengesankan.  Campuran warna jingga lembayung dan sisa-sisa terang sinar matahari. Warna yang romantis bukan? Ah, aku terngiang kata-katanya kala itu. Kami menghabiskan senja bersama duduk di pelataran Masjid megah yang entah kenapa sangat nyaman untuk menghabiskan waktu bersama orang yang spesial. Dia menggenggam tanganku erat dan sesekali menggelayut di pundakku.

“Sudah lama banget Nin kita ga menikmati senja eperti ini?” dia menoleh ke arahku dan tersenyum. Senyum yang aku kenal sejak dulu. Senyum yang membuatku jatuh cinta dan selalu jatuh cinta padanya. 

“Kita akan lebih sering keluar bareng...” kalimatnya pelan dan menggantung. Ada ragu yang tersimpan dibalik senyumnya. Ah, aku tahu kalimatnya ini hanya untuk membuatku tersenyum. Dan aku tersenyum, meraih kepalanya yang sudah bersandar di pundakku sedari tadi.
“Lihat sini! Senyuuuum...” Fahri dengan segera mengabadikan kebersamaan kami. 

“Bagus ga hasilnya?” Lihatlah dia sudah berlari ke arah Fahri yang dengan bangga memperlihatkan hasil karyanya. Senyum di wajahnya membuatku tahu bahwa hasil fotonya bagus. Fahri berbakat soal fotografi. Ingat saat Fahri berhasil memenangkan lomba fotografi sebulan lalu. Dia tak henti membanggakannya dan menjadikannya topik sepanjang hari. Membuatku cemburu. 

Fahri berjalan ke arahku. Duduk di sampingku, basa-basi sekedarnya tentang masjid ini yang selalu mempesona. Dan seperti biasanya Fahri dengan segera mengambil seluruh perhatian ke arahnya. Ah, kenapa aku harus berbagi kebersamaan yang seharusnya mungkin lebih indah kalau tanpa Fahri. Pikiran bodoh itu melintas begitu saja di benakku. Lihatlah Ninda kini sudah beranjak pindah ke samping Fahri dan memberikan seluruh pandangan matanya ke Fahri. Begitulah, selalu seperti ini.

Senja semakin meremang dan sudah saatnya kami pulang. Dia menggandeng tanganku. Berjalan bersebelahan denganku. Fahri di sebelahnya terlihat repot membawa perlengkapan kameranya. 

“Tunggu di sini ya aku ambil mobil dulu.” Fahri bergegas berjalan ke parkiran menyisakan aku dan Ninda dalam hening. 

“Nin?”

“Iya?” jawabnya dengan menatapku lekat. 

“Makan malam dulu di rumah ya sebelum pulang?” Dia dengan segera mengangguk. Beberapa menit kemudian sampailah kami di rumah kecilku. Dan jadilah malam ini rumah kecilku ramai. Dia dan Fahri duduk di ruang tengah tertawa bersama saat membuka album foto. Entah apa yang mereka tertawakan. Fahri tipe orang yang tidak banyak bicara. Dia membuatku bertanya apa yang membuatnya begitu spesial bagi Ninda.

Tuesday 18 September 2012

Menunggu Hujan Turun...

Panas Semarang akhir-akhir ini semakin menyengat. Rindu gerimis, rindu tetes air hujan. Ya, saya menunggu hujan setelah berbulan-bulan lamanya Semarang ga disiram hujan. Bukan hanya Semarang, Rembang, kota asalku pun sebelas dua belas. Panas menyengat. Seakan matahari benar-benar ingin menunjukkan kekuatannya untuk menghangatkan bumi.

Hari ini, mendung bergelayut di langit Semarang. Semilir anginnya sejuk, semoga ini pertanda datang rahmat dari-Mu. Semoga turun hujan, lirih lisan ini berucap. Ini doa, ini harapan.


Ya Rabb, Semoga Engkau berkenan memberi kami hujan. Hujan sebagai pengantar rahmat, penyambung rizki dan penyejuk tubuh kami. Semoga hujan turun membasahi tanah-tanah yang kering agar kembali subur menghijau. Semoga hujan turun dengan membawa hawa sejuk agar hati-hati kami ikut damai di dalamnya. Semoga hujan membawa rizqi bagi kami dengan caranya. Karuniakan pada kami hujan yang manfaat, hujan yang membawa keberkahan di bumi kami ya Allah. Agar dalam rintik hujan kami tetap memuji asma-Mu.

Menunggu alunan doa saat hujan turun, Allahumma shayyiban nafii'an...


Gambar diambil dari sini

Sunday 9 September 2012

PUZZLE

Akan ada saatnya di mana kita harus menemukan potongan puzzle dari hidup kita dan memasangkannya sendiri di hidup kita. Dengan tangan kita sendiri, dengan usaha kita sendiri. Tidak menunggu takdir, tidak menunggunya jatuh dari langit.

Potongan puzzle itu harus utuh dan kita yang akan menggenapkannya dengan usaha dan tentunya pencarian panjang. Bahwa hidup itu ga hanya menunggu akhir, bahwa perjalanan hidup pun akan sederhana kalau kita pandai dan bijak memaknai.

Karena hidup hrus berjuang dan kita sedang berjuang. Mencari sepotong puzzle yang akan melengkapi gambaran hidup kita. Menggenapkan apa yang samar agar terangkai apik menyusun sebuah penggambaran. Dan semoga potongan itu memberikan gambaran yang baik, memberikan akhir yang baik dan memberikan penjelasan terbaik atas segala kejadian di kehidupan kita yang belum lengkap sebelumnya.

Saya mencari potongan itu, kamu juga mencari potongan hidupmu. Dan semoga di sana, di persimpangan, kita bertemu saat sudah menemukan potongan masing-masing. Kemudian bercerita banyak tentang potongan kisah yang menggenapkan cerita kita. 10 tahun lagi, 20 tahun lagi, 50 tahun lagi atau entah kapan. Semoga akhirnya tetap sama, kau dan aku menemukan potongan akhir yang membanggakan, sahabatku...


gambar diambil dari sini

Saturday 1 September 2012

PEKA

Aku sering bilang kalau "itu kan hidupnya, jadi apa urusanku? ini kan hidupku jadi jangan ikut campur". Kalimat itu rasa-rasanya pas, tapi sadarkah kalau kata-kata itu dihidupi, terus ditanam subur di otak sampai mengakar maka tak ada lagi saling mengingatkan di dalam kebaikan. Tak ada. Semua orang sibuk dengan urusannya pribadinya. Jika orang lain melakukan kesalahan maka aku berlindung pada asas jangan mencampuri urusan orang, itu hidupnya. Dan sebaliknya, jika aku dikritik tentang hidupku maka berlaku asas ini hidup gue lho,, siapa kamu ikut-ikut repot? Dan tamatlah!

Saat pikiran-pikiran seperti itu yang datang, lihatlah beberapa tahun lagi, manusia bukan lagi makhluk sosial yang saling tolong menolong. Manusia akan jadi makhluk egois. Ah, tak perlu menunggu besok. Nyatanya sekarang pun manusia itu makhluk subjektif nan egois.

Peka, tolong sedikit saja peka pada sekitarmu. Peka pada dirimu. Berani memberi nasehat yang membangun itu ngga salah kok. Asal dengan bahasa yang baik. Tutur yang santun dan suasana yang tepat. Dan tak hanya itu, siap menerima kritik itu penting. kita ini manusia yang emang tempatnya salah jadi wajar kalo kita dikritik, wajar kalo kita dimaki, wajar. Jangan dikritik sedikit saja sakit hati. Memelihara sakit hati itu hanya akan menyakiti diri sendiri, percayalah...

Sekarang, silahkan kritik saya bila saya salah, ingatkan saya bila saya melenceng..

Tuesday 12 June 2012

Tentang Anak Zaman Saya dan Sekarang...

Saya selalu terpesona dengan cerita atau dongeng anak kecil. Mulai dari dongeng klasik Kancil Nyolong Timun, Ande Ande Lumut sampe dongeng internasional ala Cinderella, Snow White, Aladin dan lain-lain. Ada nuansa magis saat membaca atau menonton animasi cerita-cerita itu. Suka, sukaaaa sekali! Mungkin karena cerita-cerita itu yang menghiasi masa kanak-kanak saya. Mencetak saya jadi pemimpi yang sempurna yang selalu percaya bahwa akhir dari suatu cerita itu menyenangkan. Happy ending story

Dulu, waktu zaman saya kecil, tidak perlu jadi orang kaya untuk menikmati dongeng-dongeng itu. Ada TV yang selalu memutar serial kartun atau film animasi seminggu sekali. Itulah sebabnya, dulu hari Minggu adalah hari sakral yang tidak bisa diganggu gugat. Hari menonton TV dengan sajian film-film anak yang memanjakan mata dari subuh sampe sore. Sayangnya anak-anak zaman sekarang tidak menikmati masa-masa itu. Menurut saya, TV zaman sekarang itu pelit dengan acara anak-anak. Sekarang hari Minggu pun acara kartun anak bisa dihitung dengan jari tangan. Ga ada lagi itu Chibi Maruko Chan, Kobo Chan, Power Rangers, Sailormoon atau film-film macam Lion King, Pooh dan lainnya. Bahkan untuk urusan musik pun, anak-anak dinomer sekiankan. Mana ada sekarang acara musik anak? Ada juga anak-anak yang nari sambil nyanyi lagu-lagu orang dewasa. Miris saat lihat anak-anak kecil dengan dandanan ala remaja tanggung yang nyanyi-nyanyi cinta-cinta. Ah ya, anak zaman sekarang.

Untungnya, di toko buku yang biasa jadi tempat saya numpang baca, masih banyak buku-buku dongeng dan kaset lagu anak-anak. Paling tidak, saya dan juga anak-anak Indonesia masih bisa menikmati cerita dan berkhayal. Tapi kembali lagi, harga untuk jadi anak kecil seperti saya dulu sangat mahal sekarang. Satu buku cerita warna warni setidaknya dipatok dengan harga ratusan ribu rupiah. Kaset-kaset juga begitu, puluhan sampe ratusan, hanya untuk satu cerita. Mahaaaaaaal!! Itulah kenapa saya pengen, ya pengen sekali nulis cerita anak-anak versi sendiri untuk nantinya bisa dibaca oleh anak-anakku nanti. Setidaknya saat TV tidak bisa memberikan tontonan yang sesuai saya punya alternatif untk mereka. Dan kalaupun nanti mereka tak bisa kenal apa itu Kancil Nyolong Timun, Doraemon, Cinderella dan sebagainya mereka masih bisa kenal cerita versi lain yang mungkin serupa tapi tak sama.

nb:
Mungkin sedikit kalimat ini akan memberi ruang untuk berfikir
Dunia berkata, "hei Bocah, jangan matang sebelum waktunya."
Sang Bocah menjawab, "hei dunia, bagaimana kami tak matang sebelum waktunya kalau kau tak memberikan ruang untuk kami mengentaskan mimpi-mimpi masa kecil kami, bermain riang ke sana ke mari. Maka jadilah kami sekarang, remaja tanggung yang tak dewasa dan tak juga anak-anak. Tapi kami bahagia kok. Kami bahagia dengan cara kami sendiri."

Monday 28 May 2012

21 menjelang 22

Hidup itu hanya mampir minum, sebentar, tidak ada waktu untuk main-main, begitu kata orang bijak dalam salah satu acara motivasinya. Ya, hidup itu hanya sekejab mengedipkan mata. Tahu-tahu aku sudah hampir menginjak 22 tahun. Sudah sepertiga usia Rasulullah. Dan kalau dihitung jika sehari 8 jam dihabiskan untuk tidur maka 7 tahun lebih atau sepertiga usiaku hanya untuk tidur. Betapa sia-sianya. Belum lagi hal-hal tidak berguna lain yang sering melalaikan dengan tujuan hidup di dunia yang hanya sebagai media mencari bekal untuk akhirat.

 Oh ya, tertarik saat suatu saat ada temanku seorang China yang bertanya apa aku percaya kehidupan setelah kematian. Tentu saja! Aku sangat percaya. Dan dia kemudian bercerita tentang konsep reinkarnasi yang dia percaya. Aku hanya menimpali bahwa intinya, kita sepakat pada satu hal, hidup di dunia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya walaupun dengan alasan yang berbeda. Dia berbuat baik agar nanti di kehidupan kelak dia tetap menjadi manusia baik bukan orang jahat apalagi binatang. "Lalu kamu? Untuk apa kamu berbuat baik di dunia? untuk surga?" tanyanya. Aku tak siap dengan pertanyaan itu. Pertanyaan itu menghujam. Apa sebenernya tujuanku berbuat baik di dunia? Apa tujuanku beribadah? Surga? Agar tak ke neraka? Ah, itu alasan yang terlalu berorientasi materi tapi terkadang benar! Padahal seharusnya tak dangkal sebatas surga neraka bukan? Dan akhirnya kujawab dengan satu jawaban, aku hidup agar Tuhanku ridho padaku. Yah, jawaban yang mungkin terlalu idealis dan membuat rentetan pertanyaan temanku semakin panjang.

Monday 21 May 2012

Usia 20-an itu masa keemasan! Masa kita memperoleh segalanya dalam hidup. Usia di mana kita lulus kuliah, usia di mana kita mulai bekerja dan mulai mandiri dengan segala keterbatasan kita, usia kita mulai dianggap dewasa untuk pilihan-pilihan hidup kita. Dan ya, di usia ini orang tua akan berbicara dan mendengarkan kita selayaknya kita adalah orang tua yang punya hak bicara. Itulah yang sekarang aku rasakan. Diskusi dengan si Ayah dan Ibu tak lagi berjarak usia. Obrolan dengan kakak tak lagi canggung. Semua terbahas, semua tersampaikan.

Terngiang lagi perkataan Ibu sore itu. Usia 20-an akan menggenapkan diriku sebagai perempuan. Ah ya, batas itu semakin jelas. Batas yang akhir-akhir ini gencar ditanyakan oleh si Ibu. Dan sekali lagi aku menjawab, "belum ada Mi.." Lepas dari kesemuanya, usia 20-an memberikan banyak arti, banyak perubahan dan banyak sekali arti hidup.

Hei Zahara, menjelang usia 22 mu apa yang sudah kau lakukan??

Friday 4 May 2012

Petikan Surat yang Tak Pernah Sampai

Cinta butuh dipelihara. Bahwa di dalam sepak terjangnya yang serba mengejutkan, cinta ternyata masih butuh mekanisme agar mampu bertahan.

Cinta jangan terlalu ditempatkan sebagai iming-iming besar, atau seperti ranjau yang tahu-tahu meledakkannya –entah kapan dan kenapa. Cinta yang sudah dipilih sebaiknya diikutkan disetiap langkah kaki, merekatkan jemari dan berjalanlah kalian bergandengan… karena cinta adalah mengalami.

Cinta tidak hanya pikiran dan kenangan. Lebih besar, cinta adalah dia dan kamu. Interaksi. Perkembangan dua manusia yang terpantau agar tetap harmonis. Karena cinta pun hidup dan bukan Cuma maskot untuk disembah sujud.

-Surat yang Tak Pernah Sampai, halaman 44 buku Filosofi Kopi.

Tuesday 10 April 2012

#termin006

Karena hidup itu ga mesti harus mulai di angka 0 atau 1 maka menyukai atau membenci seseorang pun ga bisa dimaknai hanya dengan sebab. Sekali lagi jangan tanya kenapa aku bisa suka atau benci pada sesuatu. Kenapa aku benci sayur? Hah, itu pertanyaan yang tak bisa ku jawab. Anggaplah jawabannya takdir. Dan kenapa aku menyukainya? Anggap saja itu takdir. Takdir yang entahlah harus aku maknai baik atau buruk. Kata orang, menyukai seseorang itu takdir sedang menikah dengan seseorang adalah nasib. Jadi anggaplah sekarang aku sedang mencari nasibku bukan takdirku. Karena menyukai seseorang bukan tujuan hidupku.

Pertemuan tidak sengaja, obrolan singkat yang tak disengaja dan mata yang juga tak sengaja bertemu pandang. Ah, nyatanya sudah mengobrak-abrik hatiku. Bila saja suka pada pandangan pertama itu nonsense maka akulah yang sudah agak gila. Agak gila karena terbawa arus dan membiarkan hatiku untuk menjadi tak waras.

Kemudian, bila aku tak ada perasaan apapun dengan seseorang itu mungkin salahku. Mungkin ada yang salah pada otakku atau hatiku(?) Andai urusan perasaan semudah balik telapak tangan maka kau akan naik pangkat menjadi orang yang kusuka. Tapi nyatanya tidak. Urusan ini rumit! Memaksakan perasaan. Menguras pikiran. Maka, maafkan, maafkan kalau akhirnya hati tak bisa menjawab iya. Maafkan kalau harus melangkah mundur perlahan. Maafkan kalau dengan tidak sopan berkata tidak. Terima kasih atas kesemuanya.

Sunday 1 April 2012

Pe-eR dari Ibu Juni :D

Kemarin pas si Lepo koma, aku dapet pe er dari JuniBlossom.. Apa boleh buat karena Lepo ga bisa diajak kerja jadi baru sekarang sempet bikinnya. Gini ceritanya, ini kayak pertanyaan berantai gitu. Singkatnya kamu di tag orang buat jawab pertanyaan trus kamu bisa tag orang lain buat jawab pertanyaan kamu. Nah, peraturan resminya kek gini:



Biar ga lama intro-nya langsung aja ya.. Ini dia 11 hal tentang Zahara (bacanya pake nada presenter yang lagi bacain nominasi pemenang award ya hehee..:P )

  1. Bungsu dari tiga bersaudara. Punya dua kakak yang semuanya laki-laki. Selalu pengen punya mbak (alhamdulillah sekarang udah kesampaian) dan adik. Suka anak kecil dan suka gemes kalo lihat anak kecil yang imut lucu dan menggemaskan ^^
  2. Aku tuh orangnya jaim ama lingkungan baru dan orang-orang baru. Jadi bukan rahasia kalau kesan pertama orang pasti Zahara itu pendiem, jaim, ah itu biasa :P
  3. Aku itu tipe sanguinis melankolis yang pengen semua rapi dan tertata tapi pelupa akut, suka heboh sendiri dan moody. Tapi terkadang bisa jadi sangat plegmatis alias cinta damai, ga suka ribut-ribut dengan cari aman menjauh dari masalah. Pokoknya santai aja ngalir kayak air :)
  4. Suka banget ama es krim, coklat batangan dan chitato. Setiap kali ke toko perbelanjaan pasti 3 barang itu yang jadi buruan. 

Saturday 24 March 2012

#termin005

Ups, lagi! 

Jangan jadi cewek bodoh dengan percaya pada janji pria yang belum jadi mahram-mu!  Dia bukan siapa-siapamu dan tak bisa kau tuntut untuk bertanggungjawab atas akhiratmu nanti..


-just saying- 

-nomention-

Friday 23 March 2012

23032112

Saya di rumah... aaah,, senangnya bisa berada di suasana rumah lagi.. Dan malam sedang menyusun lagi berbagai rencana, mimpi dan ah semuanya yang ada di otak. Mesti ditulis satu-satu karena aku takut lupa.. aku takut lupa dan semua keteter. Semoga Allah mmemberi waktu dan kesehatan buat nyelesein semuanya.

Oh ya, selamat long weekend everybody.. Semoga liburan kalian menyenangkan seperti saya. Kata seorang temen, pulang kampung itu nikmatnya kayak buka puasa dan saya setuju! Setelah pengalaman kemarin malam terdampar di terboyo berjam-jam nunggu bus, kejebak macet, bus penuh sesak, sampai di rumah, mandi dan tidur di kasur adalah nikmat. Rasanya kayak pas buka puasa. Memang ya, ga ada tempat yang bisa menggantikan kehangatan rumah dan kebersamaan keluarga. Nikmat yang ga tergantikan :)

Allah, terima kasih karena sudah memberikan keluarga sehangat ini.. :)

Sunday 11 March 2012

Obrolan Dari Candisari

Alhamdulillahirabbil'alamiin... 

Genap seminggu ini menjadi anak magang di KPP Pratama Semarang Candisari. Ya, setelah nunggu dan vakum selama hampir 5 bulanan akhirnya aku resmi ditempatkan jadi bagian keluarga besar Direktorat Jenderal Pajak. Sebuah institusi besar yang belakangan sering muncul di berbagai pemberitaan dari korupsi, rekening gendut sampai pengadaan fiktif. Ya, sepertinya institusi kami sedang ditempa cobaan dan bersiap naik tingkat. Lepas dari semuanya, aku sangat berbangga dan bersyukur bisa ada di dalamnya. Suatu kebanggan tersendiri ikut ambil bagian mengumpulkan pajak yang sekarang menyumbang hampir 75% APBN Indonesia. That's awesome. :)

Dulu sebelum pengumuman kepastian penempatan instansi, sempat terfikir dan berdoa supaya dapet BPPK saja. Alasannya sudah pasti alasan klasik seperti penempatan, beban kerja dan lain-lain. Ternyata rencana Allah lain. Aku dapat DJP pas sesuai sama pelajaran-pelajaran yang aku pelajari selama tiga tahun. Itu sisi positifnya, bahwa insyaAllah ilmuku sejalan dengan apa yang akan aku hadapi ke depan.

Tapi ada yang sedikit mengganjal. Pada awalnya agak galau juga sih. Apalagi kalau bukan momok penempatan dan mutasi. FYI, kantor pajak ( namnya KPP) tersebar dari sabang sampai merauke. Tak percaya? Lihatlah peta dan mulailah tanya sama mbah google tentang KPP Pratama Tahuna, Pare-Pare, Waingapu, Ruteng dan nama daerah yang asing di telinga. Kurang lebih ada sekitar 297 KPP Pratama di seluruh Indonesia. Itu belum KPP Madya, KPP Besar dan Kantor Wilayah. Luaslah Indonesia. :) Kembali ke masalah galau. Iya, masalah utamanya adalah penempatan yang sering tak terduga. Padahal penempatan awal itu adalah start awal karir karena nantinya sebagai pelaksana mutasi kepegawaian tk pelaksana adalah selingkup kantor wilayah. CMIIW. Jika benar, maka bila penempatan awal jauh, harus menunggu promosi atau kenaikan jabatan untuk bisa penempatan ulang.

Tuesday 6 March 2012

KRITERIA

Aku mentok dengan kata kriteria. Rasanya kepalaku berputar dan akhirnya stuck, macet! Padahal sadar tak sadar otak kita punya refleks tersendiri untuk menentukan kriteria di kehidupan kita. Contoh simpelnya memilih baju. Tanpa kita sadari otak sudah membagi-bagi kriteria baju ini untuk acara apa, sama siapa dan seterusnya. Tapi, semisal sekarang ditanya kriteria baju yang kau suka kita akan bingung jawab apa. Wajar! Manusia punya banyak sekali keinginan dalam wujud nafsu yang kadang secara tidak kita sadari membuat penilaian pada kriteria jadi abnormal.

Coba sekarang kita tanya kriteria makanan sehat pada diri kita. Pastilah akan keluar jawaban muluk bahwa makanan sehat itu harus cukup gizi, ada sayur, ada protein ya semacam empat sehat lima sempurnalah. Lalu coba dengar sedikit suara kecil yang pasti ada bahwa makanan yang sehat juga harus enak. Wajar! Tapi coba tengok makanan yang kita santap setiap hari. Idealkah?

Jadi, ketimpangan kriteria dan fakta itu sudah umum, wajar, udah sangat amat biasa. Tak perlu kaget kalau apa yang ada di otak, di pikiran, di awang-awang akhirnya harus tergantikan dengan yang lain. Kriteria itu patokan tapi bukan harga mati untuk setiap pencapaian. Bila kau menginginkan sejumlah kriteria untuk suatu hal tapi pada akhirnya Allah memberi dalam wujud lain, maka percayalah itulah yang kau butuhkan. Percayalah..

Kita menetapkan sejuta rencana hidup, tentu saja dengan berbagai kriteria mulai dari pasangan, jalan hidup, tempat tinggal, pekerjaan dan lainnya. Kriteria itu yang akan membawa kita ke pilihan terbaik. Kriteria juga yang jadi ukuran pantas dan tidak. Tapi, bukan kriteria yang menentukan kebahagiaan. Karena tak selamanya apa yang kita mau, apa yang kita butuh ada di dalam kriteria-kriteria itu. Kadang tak terpikir untuk kita akan seperti apa kehidupan nantinya. Akan seperti apa tantangan hidup kita. Akan setangguh apa kita. Untuk itu, kriteria saja tak cukup. 

Mengutip kata Ibuku, jika kriteria sholeh itu hanya diartikan dengan ahli ibadah maka jelaslah bahwa sholeh saja tak cukup.

Saturday 25 February 2012

Adele - Someone Like You



I heard
That you're settled down
That you
Found a girl
And you're
Married now

I heard
That your dreams came true.
Guess she gave you things
I didn't give to you

Old friend
Why are you so shy?
Ain't like you to hold back
Or hide from the light

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over

Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead."
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead,
Yeah.

You know how the time flies
Only yesterday
It was the time of our lives
We were born and raised
In a summer haze
Bound by the surprise
Of our glory days

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over.

Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead."

Nothing compares
No worries or cares
Regrets and mistakes
They are memories made.
Who would have known
How bittersweet this would taste?

Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead"

Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead"

Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead

sumber:
video http://www.youtube.com/watch?v=hLQl3WQQoQ0
lirik http://lirik.kapanlagi.com/artis/adele/someone_like_you

#termin004

Karena kita ga pernah memiliki sesuatu maka kita juga ga akan kehilangan sesuatu apapun. Kita lahir ga bawa apa-apa maka di duniapun kita ga punya apa-apa. Semua itu titipan yang bakal diambil lagi. Jadi ikhlaslah menghadapi skenario Yang Maha Kuasa. Takdir Allah itu selalu indah... bersabarlah..

Tuesday 14 February 2012

#termin003

Someday, you will know.. Someday...

Maya VS Nyata

Mari selaraskan dunia nyata dan dunia maya. Bisa kok bisa!! Yosh!

Itulah tulisan yang aku tempel di kamar.. Ya, mari coba hidup tidak di dunia FB, tapi di dunia nyata. Itu juga alasan simpel kenapa aku deactivated FB. Pengen hidup jauh dari status update orang-orang yang hampir kebanyakan isinya galau, curcolan dan lain-lain. Coba pensiun mantengin homepage FB yang trus gerak tiap menit, pensiun stalking FB orang ckckck...

Kata kakakku, aku ini udah dalam taraf facebook-holic, kecanduan FB, jadi mau tidak mau harus dikurangi. Mungkin terlalu frontal kalo langsung deactivated, tp kalo ga gitu aku ni bandel pasti buka2 lagi. Frontalnya, itu sebelum dideactivated ganti password dulu yang aku sekarang udah lupa apa. -____-" ntar deh, kalo niat aktifin lagi baru send help signal ke FB.

Untuk twitter kenapa ga sekalian deactivated? Ga deh, twitter itu lebih manusiawi aku rasa. Kalo di twitter aku lebih banyak baca berita soalnya. Orang tiap detik yang muncul berita entah dari detik.com atau kompasiana atau metrotv. Berasa ada manfaatnya juga selain juga kepo ngliatin TL yang kadang-kadang geje dari temen-temen. But, twitter is more fun and of course give more advantages --> ini murni pendapat pribadi.

Jadi yang masih nanya kenapa saya deactivated, ini ni jawabannya. saya mau hidup di dunia nyata, lepas dari candu FB. (ngumung pake gaya anggota DPR lagi wawancara hghghg)

Saturday 11 February 2012

You - Ten 2 Five

*courtesy of LirikLaguIndonesia.net

You did it again
You did hurt my heart
I don’t know how many times
You… I don’t know what to say
You’ve made me so desperately in love
and now you let me down

You said you’d never lie again
You said this time would  be so right
But then I found you were lying there by her side

You.. You turn my whole life so blue
Drowning me so deep,  I just can reach myself again
You.. Successfully tore myheart
Now it’s only pieces
Nothing left but pieces of you

You frustated me with this love
I’ve been trying to understand
You know i’m trying i’m trying
You.. I don’t know what to say
You’ve made me so desperately in love
and now you let me down

You said you’d never lie again
You said this time would  be so right
But then I found you were lying there by her side

You.. You turn my whole life so blue
Drowning me so deep,  I just can reach myself again
You.. Successfully tore myheart
Now it’s only pieces
Nothing left but pieces of you

Ketidakmampuan VS Ketidakmauan

Kalo lagi di lampu merah sering banget ada yang ketok kaca mobil satu ke mobil lain sambil nengadahin tangan. Oknumnya macem-macem, ada yang anak kecil, ibu-ibu gendhong anak, bapak-bapak tua, penyandang cacat sampe orang segar bugar. Kejadian yang sama juga sering banget di bus umum, terminal, pasar dan tempat-tempat umum lain. Bahkan sekarang dari pintu ke pintu pun ada -___-

Seminggu yang lalu, mobil kami berhenti di salah satu lampu lalu lintas di dekat alun-alun Jombang. Kemudian seperti yang kuduga mulai ada peminta-minta yang turun ke jalan. Si Ibu kemudian bilang "Astaghfirullah, itu kasihan banget bapak-bapak yg di depan" tentu saja ngumungnya pake bahasa Jawa. Aku penasaran kemudian celingukan ke kaca depan. Si bapak-bapak peminta tadi wajahnya sudah tak tampak seperti manusia. Penuh dengan benjolan. Spontan aku pun istighfar banyak-banyak. "Kasih Mi,," aku pun bilang itu ke Ibu. Tapi di samping kaca si Ibu udah mejeng peminta-minta satu lagi yang sehat wal afiat ga kurang satu apapun. Ini apa-apaan? batinku. Karena udah terlanjur buka jendela jadi mau ga mau dikasihnya ke yang sehat. Dan sampe lampu hijau si bapak-bapak tua itu ga lewat di mobil kami. Kayaknya udah ada kesepakatan di antara mereka deh, pikirku.

Friday 10 February 2012

Am I stalker??

When I really care to someone, knowing their condition is enough for me. Therefore, I will really become a stalker. When they are close, I ask their condition, see their every activity and always take my eyes on them. While they are far away, I still have my eyes on them. I read their status update in Facebook, give comment or like to some posts, read their tweets, read their blog just for a reason to know they are alright and happy there. It just because I love them. No, I'm stalking not for the bad aim. I just love them so that I can't help taking my eyes on them. It because they are family, friends, and some special person I have.

So, why you hate a stalker?? They do it because they really care with you. And I'm sure almost of Facebook user are stalker. How about you? :)))

Wednesday 8 February 2012

TOPENG

Dunia ini panggung sandiwara
Cerita yang mudah berubah
Kisah Mahabarata atau tragedi dari Yunani
Setiap kita dapat satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar ada peran berpura pura


Polah tingkah anak manusia itu sejatinya sama. Sifat dasarnya juga sama, haus kenikmatan dan enggan sengsara. Padahal Tuhan menciptakan dunia ini berpasang-pasang, ada suka ada duka, ada bahagia ada sengsara. Itulah mengapa manusia selalu punya topeng. Topeng yang melindunginya dari wajah aslinya. Topeng yang membawa dirinya mampu melakukan apapun untuk kata sejahtera.

Sedikit menelaah ulah para negarawan sekarang yang katanya terpelajar lagi terhormat. Berdebat tentang satu hal dengan bahasa tinggi memutar kata-kata tapi dangkal. Debat berjam-jam tapi tak kunjung membuahkan hasil nyata. Ya, mungkin itu alasannya peraturan di lembaga legislatif keluarnya lama. Mereka terlalu memicingkan mata untuk mengoreksi hal kecil yang sebenarnya out of topic!!

Kemudian para politikus yang merasa paling peduli dengan negara. Gembar gembor di media massa tapi tak jua ada bukti nyata untuk rakyat. Apa yang sudah anda perbuat sehingga kami, rakyat jelata harus percaya pada anda? Itu dulu Pak, kami sudah muak dengan janji dan bualan anda di televisi.


Tak ketinggalan orang-orang yang bernaung pada panji-panji partai politik. Mengagung-agungkan partai, menebar janji kemudian mati hati. Nyatanya sama saja, anda yang menang pun rakyat tak juga sejahtera.

Sekarang semua memakai rapat-rapat topengnya dan mengambil peran masing-masing. Ada yang berperan sebagai korban politik, orang innocent yang tak tahu-menahu tentang keadaan atau orang yang sok tahu cari muka tiap hari masuk media massa.

Ah, politik.. Selalu begini. Kapan lagi ada negarawan santun macam Bung Hatta? Yang tak tergiur harta dan kedudukan.. Yang tak gila reputasi dan kejayaan..

Ah, Indonesia.. apa yang bisa kami, anak bangsa lakukan untukmu? hening....

Monday 6 February 2012

Ikhlas, Niat dan Penerimaan

Kali ini aku sedang merenung di kamar dengan sedikit uneg-uneg kecil yang mengganjal. Biasanya kalau sudah begini pasti larinya ke Ayah buat cerita kemudian menemukan solusi. Tentang apa sih? Tentang yang apa yang orang sebut dengan Ikhlas, bahasa awamnya ketulusan. Kenapa mikirin itu? Karena manusia itu makhluk tematis yang selalu berhitung tentang angka, untung-rugi dan tamak, benarkan? Kemudian dari situ aku mengingat-ingat tentang satu hal saja yang pernah lakukan dengan ikhlas, tanpa ada hitungan tematis sampai riya' di dalamnya. Hasilnya? Nihil, aku gagal mengingat satu saja kejadian yang seperti itu :( :( :(

Menyedihkan karena selama ini aku selalu menggemakan kata ikhlas, tahu maknanya tapi tak bisa mengaplikasikan. 

Saturday 4 February 2012

#termin002

gugup..
kemudian diam..

gemetar..
kemudian tak tahu harus bagaimana..

nafas tercekat..
kemudian tenggorokan kering..

bingung..
kemudian melakukan hal-hal kecil yang bodoh..

suka..
ah, mungkin bukan..

benci..
ah, juga bukan..

tak perlu mencari jawaban..
karena mungkin hanya aku...

Thursday 2 February 2012

Kado Buat Ifa

Hari ini mungkin akan jadi hari yang panjang buatku. Hari ini sudah sangat kunanti sejak setahun lalu saat dia memintaku menunggunya. Ya, aku masih menunggunya, menunggu wajah tampan itu tersenyum kembali padaku. Di sini, kembali di sini. Setahun lalu aku mengantarnya di koridor pemberangkatan dan kini aku riang menunggunya di ruang tunggu kepulangan. Sungguh perasaan ini ga bisa di gambarin dengan kata-kata. Begitu bahagia, begitu sempurna.

Aku di sini tak sendirian, di sampingku ada Bu Wida yang kupanggil Mamah. Dia, orang yang sangat aku sayangi karena telah melahirkan anak terbaik di hatiku. Dia ibu dari Arya Putra Wibowo, kekasihku, tunanganku.

Aku mulai gelisah melihat jam yang tak kunjung menunjuk ke angka 10. Dalam hal menunggu, jangan tanya padaku. Aku sudah sangat terlatih. Setiap tahun menunggu dia di bandara sudah menjadi ritual tahunan yang sangat aku suka. Setidaknya dalam 4 tahun terakhir ini. Jangan kau tanya bagaimana rasanya. Karena aku tak akan bisa menjelaskan bagaimana.

Saturday 14 January 2012

#termin001

If you say you are nothing, it means that you let yourself to be nothing in this world!!! 
So keep your head up and say loudly to the world that you are somebody and never be nothing...

Zahara, 14 Januari 2012

Sunday 8 January 2012

Tentang Jatuh Cinta

Tahukah kau kalau selembar daun sejatinya tak ingin jatuh tertiup angin. Angin pun demikian. Angin tak pernah dengan sengaja membuat daun turut jatuh bersamanya. Jadi, jangan pernah salahkan jika pada saat angin berhembus ada daun yang turut jatuh menyertainya.

Daun tak pernah menyalahkan angin yang membuatnya jatuh. Dan seharusnya angin pun begitu. Angin, jangan benci daun yang akhirnya jatuh menyertaimu. Jangan salahkan daun kalau dia akhirnya menyertai gerakmu. Mengikutimu dan berserak di jalanmu. Sungguh, bukan keinginan daun untuk bodoh ikut terbang bersamamu. 

Kau pun tak salah, angin. Sudah kodratmu untuk berhembus ke mana saja memberi udara segar bagi makhluk hidup. Bukan salahmu kalau dalam gerakmu kau membuat selembar, dua lembar bahkan berlembar-lembar daun jatuh. Bukan salahmu..

Angin, jika akhirnya kau terganggu dengan daun-daun yang berserakan mengikutimu, jangan marahi mereka. Jangan benci mereka. Mereka terlalu rapuh kalau masih harus kau benci. 

***

Sadar atau tidak, perhatian, pertengkaran, perselisihan, percakapan, interaksi terkadang menimbulkan efek yang tidak kita prediksi. Dari hal kecil pun rasa tertarik bisa muncul. Karena rasa suka itu tempatnya di hati bukan di otak. Hati, bagian yang bila baik maka baiklah keseluruhannya dan jika buruk maka buruklah kesemuanya. Dan tahukah kamu kalau hati sudah jatuh ke seseorang? Tak ada lagi tempat untuk logika di sana karena hati bukan otak yang bisa berfikir benar dan salah. 

Tuesday 3 January 2012

Tulisan Acak

Aku sedang tidak mengerti sesuatu dan aku mencoba mencernanya. Satu, satu, satu dan semua masih berhenti di angka satu.

"Tenang, setahap setahap saja dimengerti satu per satu.." Ah, diri ini terlalu hiperaktif untuk hanya diam dan menunggu jawaban. Sedang masih saja ada prasangka yang menggelayuti pikiran. Menemukan diri dengan pikiran jernih memang susah belakangan.

"Tenang, kita bisa setahap demi setahap. Jika belum bisa mengucap dua ucapkan dulu satu sampai kau fasih mengucapnya.." Mulutku kelu dengan ucapnya. Sekilas ada rasa tak rela bila disamakan dengan anak balita yang baru belajar bicara. Aku sudah dewasa!

"Lihatlah sekarang, adakah kau sudah dewasa?" Sekarang aku termangu sejenak. Menatap cermin yang seperti merekam gambar anak kecil yang merajuk minta permen tapi tak ada uang membelinya. Kekanak-kanakan. Sepertinya memang aku masih harus belajar mengucap satu sampai fasih dulu.

***


Belajarlah untuk mengerti, memahami dan berproses.
Bertumbuh itu tak instan, ada kerja keras dan keringat di sana.
Sesuatu yang di dapat dengan usaha jatuhnya pasti lebih memuaskan.

Sunday 1 January 2012

Kumbhakarno, Sang Pahlawan Alengka


Kumbhakarno bukanlah lakon utama di dalam pementasan Ramayana. Dia pun juga bukan tokoh penting seperti halnya Anoman yang menjadi pahlawan penyelamat sang dewi Shinta. Kumbhakarno hanyalah tokoh penambah dalam cerita akhir peperangan Rama dan Rahwana. Kumbhakarno hanya sekelumit cerita di mana kita masih bisa percaya bahwa masih ada lakon berhati mulia di tengah carut marut Alengkadiraja.

Siapa yang tak kenal Rahwana. Raja dzalim yang mengibarkan bendera perang pada Rama dan Ayodya dengan menculik Shinta. Seorang raksasa yang memerintah rakyatnya dengan prinsip yang penting saya senang. Seorang pemimpin bertangan besi dan arogan kepemimpinannya. Di bawah Rahwana, Alengkadiraja tak ubah seperti negeri bobrok pemuja kejayaan, harta dan tahta. Demikian pula yang tercermin dari tingkah laku beberapa pemuja setia sang raja, Rahwana. Mereka menurut dengan semua titah sang Raja tanpa memperdulikan benar atau salah. Ya, Alengkadiraja yang malang.