Aku, Kamu, Mereka dan Alam

Aku, Kamu, Mereka dan Alam
Aku, Kamu, Mereka dan Alam... Pantai Gedong, 8 Maret 2011 bersama keluarga keduaku,,

Friday 29 October 2010

Tribute to Mas Kukuh, Selamat jalan mas...

Innalillahi wa innailaihi raji'un,,,

27 Oktober 2010, saat mentari masih malu-malu menampakkan wajahnya berita itu datang. Seakan masih belum percaya bahwa kau, kakak kami, sosok kakak yang sangat kebapakan, sosok kakak yang mengajari banyak hal telah kembali kepada-Nya secepat ini.

Masih teringat saat kau memberikan tanganmu saat taksi yang kita tumpangi oleng dan nabrak mobil box dari arah sebaliknya. Saat raut wajahmu bingung mencari mobil tumpangan saat wajahku penuh darah. Saat ga ada yang peduli dengan keberadaanku, saat semua orang seakan melihatku jijik. Saat itu aku takut mas, aku takut.. Tapi karena mu aku berani melawan sakit jarum jahit.

Saat itu, perhatianmu semua tercurah pada ku saat jarum-jarum itu menusuk bibirku, saat gigi-gigi depanku terpaksa dicabut. Dan saat itu juga, harusnya aku memaksamu untuk rongent dan memastikan apa kau baik-baik saja. Tapi seperti biasa, kau selalu berdalih bahwa ''I'm ok,, ga ada yang perlu dikhawatirin''. Mas Kukuh, seakan ga ada kosa kata merepotkan orang lain di kamusmu.

Masih teringat pertemuan terakhir kita saat kau menraktir kita di salah satu restoran jepang. Kami (aku, nia dan heru) jadi salah tingkah saat melihat bill. Spontan rasa ga enak menyeruak. Dalam pikirku, ''mas kukuh ki gajine pira e kok wis jajake semene akehe? Haduh ga enak''. Rasa bersalah itu semakin kental saat aku dengan secara tidak langsung menolak ajakanmu. Ajakan mulia seorang mas Kukuh yang dalam hidupnya selalu memikirkan orang lain, terutama orang yang kekurangan.

Mas, seandainya aku tahu kalau itu permintaan terakhirmu pada kami aku ga akan menolak mas.. Andai waktu bisa diputar, tapi sudah terlambat untuk itu. Kau sudah meninggalkan kami, meninggalkan impian dan semangatmu yang tak pernah mati di hati kami.

Banyak hal yang aku pelajari dari sosokmu mas. Sosok sederhana, nerima dan apa adanya. Seorang anak yang sangat berbakti pada orang tua terutama Ibunya. Sering kau cerita padaku tentang sosok Ibu mas Kukuh yang sabar, penyayang dan dari ceritamu aku tahu beliau orang yang hebat. Selalu ingin kau habiskan malam minggu bersama beliau, selalu kata-kata beliau yang menjadi panutanmu.

''Jangan terlalu banyak menuntut orang.'' itu yang selalu kau bilang padaku dan Nia. Sungguh mas, hal itu sangat mengena di hatiku. Entah kenapa begitu banyak memori di otakku tentangmu. Kebersamaan kita di pondok kacang, di eduplus, di kampus. Saat-saat kumpul di taman CD, waktu tiba-tiba kau datang dengan hasil masakanmu, puding dan kue jagung ala mas kukuh. Saat joging di sektor 7, makan bakpao, lihat pameran buku. Saat membuka jalan baru ke SD pondok betung. Saat kau menasehati aku dan Nia, saat dengan sabar mendengar keluh kesah kami dan memberi solusi singkat. Aku kangen masa-masa itu Mas.

Mas Adi, Mas Kukuh, Mbak Naya, Nia, Wikan, Heru, Mahsun, Donik, Yunis, kalianlah yang pertama aku punya di kampus. Sekarang kapan lagi kebersamaan itu ada? Kau telah pergi mas..

Tapi, hanya ragamu yang akan pergi, semangat dan impianmu akan tinggal di sini. Tenanglah di sana mas. InsyaAllah akan ada tempat yang jauh lebih baik untukmu.

Innalillahi wa inna ilaihi raji'un,, 27 Oktober 2010, Engkau tunjukkan kembali kuasa-Mu ya Rabb. Kau ambil saudara kami. Hanya doa yang kini bisa kami ucap, ''mudahkan urusannya, lapangkan jalannya, terima semua amal ibadahnya, ampuni dosa-dosanya.'' amin,,

Kami akan selalu mengenang anda mas...

Tuesday 26 October 2010

Gado-Gado

Kadang terpikir,
kalau benar raga ini sudah ga kuat buat berlari aku akan jalan,
Kalau jalan pun sudah tak bisa aku akan duduk,
Dan kalaulah masih ga kuat aku akan tidur,
Tidur selamanya,
beristirahat di tempat yang paling nyaman