Aku, Kamu, Mereka dan Alam

Aku, Kamu, Mereka dan Alam
Aku, Kamu, Mereka dan Alam... Pantai Gedong, 8 Maret 2011 bersama keluarga keduaku,,

Thursday 12 May 2011

Muhasabah

Rabbi,, aku meletakkan hidupku di atas takdir yang Kau tuliskan di lauhul mahfudz. Aku menitipkan segenap jiwaku untuk dituntun ke arah sesuatu yang pasti, Qada dan Qadar-Mu. Bahwasanya semua kehidupan di dunia hanya sementara, kelahiran, kematian, rizqi, jodoh semua sudah ditetapkan saat kita ada di alam sebelum oksigen mulai terhirup sempurna. 

Satu syukur terucap karena aku Engkau anugerahi nikmat yang tak disangka berupa IMAN ISLAM. I'm proud to be it! Aku tak harus berlari atau bahkan jatuh bangun mengejar cahaya Islam yang Kau risalahkan pada Nabi-Mu, Rasul kami, Muhammad SAW. Aku bahkan bisa mendengar suara haru adzan saat tangis pertamaku menggema. Alhamdulillah....
Rabbi,, bukan hanya takdirku yang akan aku letakkan hanya kepada-Mu, tapi hatiku, pikirku dan langkahku. Saat ada di persimpangan jalan seperti ini, hanya Engkau yang tahu solusi terbaik untukku. Mereka bilang, "ikuti kata hatimu" tapi hatiku ini tak selamanya benar. Adakalanya tertutup awan kelam sehingga terseret kelabu. Adakalanya hati terbawa nafsu dan terbujuk rayuan setan yang selalu ada menyertaiku. Jadi, tak ada lagi alasan untuk mendustakan keberadaan-Mu. Karena aku butuh Engkau, Ya Allah.. 

Aku lemah,, dan aku payah! Sedikit masalah saja bisa membuatku mundur sampai sejauh ini. Labil!! Sadar Zha,, impian itu tinggi dan harus digapai! Demi siapa? Demi mereka yang selalu menunggumu dengan senyum. Dan yang terpenting demi ridho-Nya! Lakukan selagi bisa, itu masih prinsip kan?

Ah, cengeng!! Bilang saja kau ini lemah, jangan pernah menyalahkan keadaan. Kalau ada yang salah itu pasti dari dirimu. Jika tahu tak akan nyaman ada di sana, jangan pernah mendekat! Karena saat sudah ada di dalamnya kau akan susah keluar. Teori, semua itu teori.. Aku tahu semua. Tapi saat kau menjadi aku, akan sulit dan lemahmu akan bicara.

Sekarang maumu apa Zha? Tak ada.. Aku hanya ingin petunjuk akan di bawa ke mana kakiku melangkah. Bukan untuk memutus atau mencari jalan pintas, tapi mencari jalan yang terbaik buat kaki ini melangkah nyaman di kehidupan. Nyaman bukan berarti semua akan mudah, tidak! Hidup itu perjuangan dan aku sepakat dengan hal itu. Mana ada yang gratis bung. Tengok kiri kananmu.

Rabbi,, jalanku tidaklah panjang, tapi akan terjal, berliku dan mungkin penuh hambatan. Tapi aku yakin, Engkau tidak akan memberi cobaan melebihi kekuatan hamba dan akan selalu ada kemudahan setelah kesulitan selama kita mau berikhtiar dan tawakal. Aku mengakhiri muhasabah ini dengan pinta agar Engkau tunjukkan yang terbaik untuk kaki ini. Bukakan mata dan hatiku untuk bisa melihat mana kebaikan dan mana yang cuma fatamorgana. 

Menjejaklah di tanah yang seharusnya kau jejak dan berdirilah di kaki yang seharusnya menopangmu,,,

Wednesday 4 May 2011

Jangan Ganggu Saya

Masih galau yang teramat galau tentang yang namanya niat. Lillahi ta'ala itu emang susah ditemukan ya? Apalagi dengan posisi aku ga bisa nolak yang seharusnya aku ga mau. Kerjapun akhirnya ga ada semangat dan ga ada cinta di dalamnya.

Sangat benar kalau ada yang bilang, cintailah pekerjaanmu maka semua akan mengalir lancar dan menyenangkan. Kalau dari awal kita uda ga sreg mau ditarik ke manapun garisnya tetep ruwet. Otak kayak punya instruksi sendiri buat bilang ga. Akhirnya ada seribu satu koma sekian-sekian alasan yang jadi pembenaran buat meninggalkan tanggung jawab. Jahat ya? Tapi otak membenarkan..

Sekarang, aku masih perlu waktu buat merenung sendiri dulu. Pengen nempel tulisan JANGAN GANGGU SAYA di depan kamar rasanya.