Aku, Kamu, Mereka dan Alam

Aku, Kamu, Mereka dan Alam
Aku, Kamu, Mereka dan Alam... Pantai Gedong, 8 Maret 2011 bersama keluarga keduaku,,

Wednesday 24 December 2014

Goes To 2015

Halo-halooo... Ga kerasa udah menjelang akhir Desember 2014. Bentar lagi udah 2015 dan welcome 25 tahun!! InsyaAllah mimpi-mimpi yang aku impikan saat usia 25 tahun hampir terpenuhi, merit, punya suami baik bingit (muga-muga dia baca trus ngasih hadiah hehe :P ) dan punya baby. Oh ya, 2015 berarti menghitung hari ketemu baby mungilku tersayang.. Aaaak aku jadi ga sabaaaar.. Pengennya gendong trus quality time ama si dedek dan suami. Dua bulan lagi, dua bulan lagi..

Suka duka tahun 2014 ini kira-kira begini kalau dirangkum...
Januari --ini saya lupa ada moment apa. Yang pasti awal tahun semangat baru dan baru aja jadi tunangan orang hihi--
Februari ulang tahun si Mas. Ga ada yang spesial sih, cuma si Mas datang ke rumah makan es krim bareng trus ngasih hadiah. Udah... :P
Maret Ribet ngurusin persiapan nikah dari mastiin tempat, undangan, catering dll
April Melepas masa lajang hihi.. Menikah dengan Mamas yang sekarang jadi misua tercintah..
Mei Adaptasi lingkungan baru, adaptasi kantor baru karena pindah KP2KP, adaptasi hidup dengan orang baru, dan ini pertama kalinya saya ngontrak rumah. Mulai belajar ngurus rumah sendiri.
Juni Bulan ini saya genap 24 tahun dan dapat hadiah ulang tahun terindah yaitu kabar kehamilan. Ya, dibulan ini saya tau kalau saya positif hamil.
Juli Penyesuaian paska hamil. Tapi alhamdulillah ga banyak perubahan, muntah mual jarang, rujak ga doyan, pokoknya hamil bahagia.
Agustus --ada moment apa ya?--
September Pertama kali merasakan yang namanya mudik. Bagi-bagi waktu antara pulang ke rumah dan rumah mertua. Aduh sempet agak mellow juga gara-gara lebaran hari pertama ga ketemu ibu. Ini pertama kalinya nih..Bulan ini sahabatku, Harum berangkat ke Belanda buat study S2. Semoga 2 tahun lagi bisa ketemu dengan keadaan yang lebih baik ya.. :)
Oktober Acara 4 bulanan dedek bayi.. Pengajian gitulah mendoakan adek yang masih dalam kandungan sehat dan lancar kehamilan sampai persalinan. Kenapa 4 bulan? karena 4 bulan adalah waktu ditiupkan roh ke dalam janin. Jadi, doa dimaksudkan agar janin diberikan kepintaran, kecerdasan, iman dan kesehatan serta 3 perkara yang ditentukan sewaktu janin itu lahir (jodoh, rizki dan kematian) diberikan yang terbaik.
November Bulan ini banyak sahabat yang melepas masa lajang termasuk my best friend, Vivi. Congratulation ya sayang. semoga pernikahannya sakinah.. :*
Desember InsyaAllah tanggal 26 Desember nanti si Dedek 7 bulan. Kalo adat orang Jawa mitoni namanya. Alhamdulillah selama kehamilan adek ga pernah rewel, ga pernah bermasalah. Lancar dan sehat sampe lahir ya sayang... :*

Itu rangkuman tahun 2014 yang bentar lagi mau ganti jadi tahun 2015. Welcome new year, welcome 25th years old, welcome my lovely baby :*

Sebenernya ada buanyak banget rencana yang pengen aku lakuin di tahun 2015. Prioritasnya seperti ini kira-kira:
1. LANCAR LAHIRAN
2. PUNYA RUMAH
3. (ini kalo boleh sih) MUTASI KANTOR atau kalo ga LANJUT KULIAH
4. NGERINTIS USAHA LAGI

InsyaAllah bisa ya adek sayang, sambil elus perut.. Well, di penghujung tahun ini semoga apa-apa yang kita lakukan bermanfaat sepanjang tahun ini. Barakah untuk tahun-tahun mendatang. Dilancarkan semuanya, suami makin banyak rizkinya biar saya bisa punya rumah hihi. Makin bahagia hidupnya dan semoga adek sayang lahir sehat jasmani dan rohani aamiin..

See ya semuanya di awal tahun 2015.. --tiup terompet--

Tuesday 16 December 2014

What I want to say About TORCH...

Saya pernah melihat sebuah rekaman seminar oleh Reza Gunawan dan istrinya, Dee Lestari di Youtube. Pada waktu itu Reza sedang memberikan pemahaman tentang gentle birth. Reza bilang bahwa seharusnya merencanakan generasi yang baik itu dimulai bahkan jauh sebelum kita merencanakan pernikahan. Bahwa mempersiapkan janin yang akan kita kandung agar minim trauma dan tumbuh sempurna itu selayaknya dipersiapkan bahkan sebelum kita mempunyai pasangan. Dan yang terpenting, memilih pasangan yang akan menjadi partner dalam menciptakan keturunan yang baik itu tentu saja tidak sekedar berdasarkan fisik semata. Ada detail yang kadang kita lupa untuk bertanya pada pasangan kita seperti bagaimana riwayat kesehatannya, apa golongan darahnya, cocokkah riwayat tersebut bila disandingkan dengan kita. Ya, kita melupakan hal tersebut.

Sewaktu pertama mendengar itu dari Reza saya termenung. Benar juga yaa, saya bahkan tidak berfikir sampai sejauh itu. Bahkan bertanya tentang kondisi kesehatan calon suami pun tidak terfikirkan. Tetapi alhamdulillah saya diberi suami yang sehat wal afiat. Hanya saja saya lalai mengecek kondisi saya sendiri. Saya tidak tahu apakah tubuh saya ini sudah siap dan aman menjadi tempat berkembangnya kehidupan baru bagi janin saya. Jika baru sekarang saya tahu maka saya yakin Allah, Tuhan saya Maha Rahman Rahim dan Maha Pemberi pada apapun yang diminta hamba-Nya. Lancarkan dan sehatkan janin dalam kandungan saya ya Allah. Ijinkan kami bertemu 3 bulan lagi dalam kondisi sehat lahir dan batin. Aamiin...

Nah, bagi kamu yang akan merencanakan nikah, akan merencanakan punya momongan atau sedang hamil muda, saya sarankan mencegah dan tindakan jaga-jaga itu penting. Terutama jaga-jaga atas virus yang satu ini, TORCH (Toxoplasma Other virus Rubella CMV dan HSV). Silahkan googling dan anda akan menemukan banyak sekali artikel yang membahas tentang TORCH. Tesnya mahal dan tidak semua rumah sakit memfasilitasi. Tapi dari tes itu kita bisa lebih menyiapkan diri dan memberi yang terbaik untuk calon buah hati kita. Karena virus ini menyerang janin kita tanpa gejala yang nampak. Semoga jangan sampai terjadi kalau buah hati kita lahir dengan yang kita tidak inginkan, na'udzubillahi mindzalik..

Monday 24 November 2014

6 Bulan yang Menakjubkan...

Genap 6 bulan sudah ada janin di perutku. Dan akhirnya setelah 6 bulan ini aku mulai bisa merasakan gerakan-gerakan kecilnya. Mulai takjub dengan kepintarannya merespon suara ibunya saat mengajaknya komunikasi. Mulai gemes sendiri segera pingin gendong, segera pingin meluk makhluk kecil yang kini sedang bertumbuh di perutku. Alhamdulillah ya Allah, ini anugerah yang sangat besar. Bisa merasakan hamil dengan nikmat tanpa mual dan gangguan berarti, bisa merasakan gerakan-gerakan mungilnya dan melihatnya bertumbuh dengan sehat di perutku. 

3 bulan lagi nak...
3 bulan lagi kami akan menyambutmu ke dunia. Ah, membayangkannya aku udah seneng. Kepingin cepet-cepet bulan depan, bulan depannya lagi dan langsung HPL. Doakan kami bisa jadi orang tua yang baik buatmu ya nak. Doakan kami selalu ada buatmu. Yayah, Ibu, Eyang, Pak dhe, Budhe, Om, tante dan semua ingin segera bertemu denganmu. Jagoan atau srikandi ibu sehat-sehat ya nak. Bantu ibu supaya nanti bisa melahirkan dengan lancar, sehat dan memberimu segala yang kamu butuhkan dan perlukan.

Menghitung hari menuju HPL...
I love you my lillte baby... :*

Friday 9 May 2014

Kebaikan Hati dan Sebuah Ucapan Terima Kasih

Sabtu, 3 Mei 2014 tepatnya selepas adzan Isya mas Dwi pulang dengan tergesa-gesa. Mengetuk pintu dengan tergesa dan raut muka yang berantakan. Aku yang waktu itu baru selesai mandi ikut gugup. Kenapa? tanyaku dalam hati. "Dompetku ketinggalan ya Yang?" Ah, aku tahu ujungnya. Mas Dwi langsung balik kanan, menyalakan kembali motornya dan menghilang. Beberapa saat kemudian Mas Dwi pulang dengan wajah semakin kacau. Jujur saja, baru kali ini aku melihatnya sepanik ini. Bagaimana tidak panik, dompet itu berisi surat-surat penting seperti KTP, ATM, SIM A, SIM C dan sebagainya. Bukan masalah besar bila kami adalah warga asli di Purwodadi. Akan tetapi KTP Mas Dwi masih berdomisili di Batang. Akan sangat menyusahkan jika benar-benar hilang dan harus pulang ke Batang untuk mengurus semuanya. Bukan masalah materi, tapi waktu dan tenaga yang terbatas sedangkan kami Senin sampai dengan Jumat harus masuk kantor.

Bukan urusan gampang harus bersikap tenang saat suami sedang galau berat. Yah, mesti bilang "ga papa mas.. ntar kalo ilang di urus lagi satu-satu". Mesti tersenyum walaupun aslinya saya juga bingung. Bagaimana tidak? Kami baru saja setuju untuk mengontrak rumah dan harus membayar kontrakan, memikirkan isi kontrakan dan sebagainya. Intinya kami sedang butuh banyak biaya. Dengan hilangnya atm suami berarti atm sayalah satu-satunya sumber uang. Dan coba lihat saldo di atm saya waktu itu. Buat bayar kontrakan aja ga cukup. Kekhawatiranku yang kedua yaitu suami harus bolak-balik Purwodadi - Demak setiap harinya tanpa menggunakan SIM. Bagaimana seandainya jika terjadi sesuatu di jalan, naúdzubillahi min dzalik. Akhirnya saya hanya bisa berucap, la haula wa laa quwwata illaa billah, bismillah... 

Semalaman kami berusaha mencari dompetnya. Kami jalan kaki menyusuri jalan yang dilewati mas Dwi malam itu. Dari R. Suprapto, Simpang Lima Purwodadi, Jalan Gajahmada kemudian kembali lagi. Ya, jika waktu itu anda lewat sekitar jalan itu dan melihat ada orang berjalan kaki dengan raut muka bingung maka kemungkinan besar itu adalah saya dan suami. Napak tilas jalan dan mencari bahkan sampai melihat tempat sampah. Siapa tahu sudah dilempar orang tidak bertanggung jawab ke tempat sampah. Nihil. Ah, tampaklah kami putus asa dan kembali lagi ke kosan. Blokir ATM adalah hal pertama yang terpikirkan oleh kami. Dan malam itu juga ATM kami blokir. Kesokan harinya kami segera mengurus surat kehilangan di polres. Dompet pun sudah kami ikhlaskan. Mulai menyusun rencana kapan akan pulang untuk mengurus surat-surat.

Senin... Selasa.... Rabu.... Ah, kami sudah mulai sangat ikhlas. Sudah tidak mungkin kembali pikir kami. Sampai hari Kamis pagi di rumah mas Dwi di Batang datang surat dari seseorang yang mengaku menemukan dompet tersebut. Alhamdulillah dan tidak terbayang senangnya hati ini saat dikabari oleh Mbak Wulan (mbaknya mas Dwi). Kira-kira seperti ini suratnya..
surat yang ditulis Bapak Imanuel kepada kami
 
fokus ke poin 6 :P hahaa... berbunga-bunga aku bacanya hahahaaa... Akhirnya aku hubungi nomer Bapak yang mengaku bernama Pak Imanuel tersebut. Alhamdulillah, sungguh Allah itu Maha Baik, dompet yang kami sudah ikhlaskan malah kembali dengan pelantara Bapak yang sangat baik hati ini.
Bapak Imanuel namanya. Seorang kepala instalasi di Rumah Sakit Panti Rahayu (Yakkum) Purwodadi. Orang yang menurut kami sudah langka di jaman sekarang. Orang yang sangat jujur dan bertanggung jawab. Orang yang mau repot sampai mengirim surat ke alamat KTP karena tidak tahu harus mengembalikan dompet ke siapa. Sungguh kami, aku dan suami, sangat berterima kasih pada sosok Bapak yang satu ini. Kamis malam kami habiskan untuk bertamu ke rumah beliau, mengambil dompet, menyampaikan rasa terima kasih kami yang tidak bisa digambarkan lagi dan untuk mengenal betapa baiknya sosok Bapak Imanuel ini. Orang yang sangat baik yang aku pikir sudah langka karena orang jaman sekarang sudah individualis dan sinting semua. Alhamdulillah Ya Allah, Engkau masih mempertemukan kami dengan orang-orang yang baik. Alhamdulillah...
penampakan dompet mas Dwi
Dan inilah cerita bagaimana si dompet ini bisa kembali lagi ke tangan pemiliknya untuk kedua kali. Perlu diketahui, dompet ini sudah hilang sebanyak dua kali. Pertama di Batang dan alhamdulillah kembali karena yang menemukan kenal dengan mas Dwi. Kedua kalinya dompet ini mempertemukan kami dengan orang baik bernama Pak Imanuel. Alhamdulillah. Kami jadi terinspirasi ingin menjadi pribadi seperti Bapak Imanuel. Bersahaja, berprinsip dan bertanggung jawab. Semoga Tuhan memberkati Bapak Imanuel dan keluarga, aamiin...

Tulisan ini spesial dipersembahkan untuk Bapak Imanuel dan Keluarga di Jl. Gajahmada, Purwodadi. May God always bless your family, aamiin..

Purwodadi, 9 Mei 2014

Thursday 8 May 2014

Status Baru dan Hal-Hal yang Belum Selesai

Ada banyak memori bulan April. Bulan di mana saya menyandang status baru sebagai seorang istri dan menjadi Ny. Dwi Herjanto. Kebahagiaan dan kesempatan yang seumur hidup akan menjadi catatan permanen di hidupku. Melewati awal-awal April dengan segala persiapan mulai dari menata diri, menata batin dan menata persiapan acara. Capek? Jangan ditanya karena setelah ijab kabul saya dan suami langsung sakit bahkan sampai seminggu kami batuk, pilek, pusing berkepanjangan. Alhamdulillah kami sudah sehat sekarang.

Gimana rasanya jadi istri? Wah itu pertanyaan yang sulit. Dulu sebelum resmi jadi istri, saya hanya tahu sekilas saja tentang suami saya. Setelah resmi barulah saya tahu bagaimana sifat sebenarnya, kebiasaannya baik yang baik maupun yang buruk dan sebagainya. Maka benarlah kalau ada yang bilang bahwa proses mencintai akan dimulai setelah ijab kabul terucap karena setelah ijab kabul bukan lagi fisik yang utama tapi pengabdian, pengorbanan dan tanggung jawab yang menjadi dasar cinta. Mau membuktikan? maka nikahlah saudara saudara! Jangan ditunda-tunda :D

Sedikit berbagi cerita, sebelum akad nikah ternyata suami saya pindah ke Demak sehingga saya dan suami merubah hampir semua rencana hidup. Untungnya, kami sudah terbiasa untuk menyiapkan rencana B, C dan seterusnya. Dan akhirnya diambil keputusan saya pindah ke kantor perwakilan di Purwodadi saja dan meninggalkan kondisi nyaman dan mengambil resiko untuk downgrade 2 tingkat asalkan bisa seatap dengan suami. Hidup sangat menyenangkan saat masih cuti tapi mulai agak melelahkan setelah kembali ke dunia nyata. Suami harus bolak-balik Purwodadi - Demak tiap hari. Jujur saja saya kadang tidak tega melihat dia tidur kecapekan. Selama 2 minggu belum dapat kontrakan dan harus sabar di kosan. Bersempit-sempit dengan barang bawaan kami berdua yang banyak. Alhamdulillah hari Sabtu besok kami akan pindah ke tempat baru. Memutuskan untuk mengontrak rumah karena kami masih bingung mau mengambil homebase di mana.

Dan inilah saya, sudah 3 minggu saya menjalani status baru menjadi seorang istri. Masih banyak sekali kekurangan dan masih belum bisa menjadi istri yang baik. Tapi bagaimanapun, saya dan suami akan mencoba melengkapi dan belajar menjadi partner yang baik.

Bagi seorang anak, ridho Allah ada pada keridhoan orang tuanya...
Bagi seorang istri, ridho Allah ada pada keridhoan suaminya...

Purwodadi, 09-05-2014

Monday 20 January 2014

The Proposal


Semenit, dua menit, sejam, sehari, seminggu, kata-kata itu membayangi. Seorang yang masih asing, hanya pernah bertemu wajah bahkan belum pernah ada kesempatan untuk mengobrol tiba-tiba mengucapkan sederet kata yang langsung membuatku terdiam. Kata-kata berikutnya yang terucap dariku adalah deretan  pertanyaan "are you crazy? you even don't know where I live." Kemudian dia hanya berkata sekali lagi,

"Ijinkan aku meminangmu agar menjadi yang halal bagiku..."

Semalam lalu, ku gelar sajadah berharap istikharahku menemukan namanya. Meyakinkan bahwa dia memang calon imam buat keluargaku. Istikharahku masih goyah, namanya masih tak kutemukan.

Tapi, sepertinya niat dan kesungguhan bisa membuatku sekali lagi menggelar lagi sajadahku. Bismillah...

Pagi itu, seorang laki-laki datang ke rumahku, meminta ijin kepada Ayahku untuk mengenalku, mengkhitbahku. Gayung bersambut, kudengar Ayahku meminta keluarga laki-laki itu untuk datang resmi mengkhitbahku. Alhamdulillah, insyaAllah dialah calon imamku. Orang yang keridhoannya akan jadi surgaku nanti. Proses yang cepat, hanya berhitung bulan dari awal mengenalnya hingga yakin bahwa dia insyaAllah imam yang tepat buatku. Dan berhitung beberapa bulan ke depan aku akan berubah sebutan menjadi istri orang.  

Sekarang, menghitung mundur menuju hitungan lembar kehidupan baru. Mempersiapkan diri dan mempersiapkan hati. Semoga niat ini dimudahkan, dilancarkan sampai ke apa yang kami rencanakan. Semoga Allah meridhoi perjalanan ini dan semoga pondasi ini dikuatkan agar bangunannya kokoh menjulang. 

InsyaAllah, will be married soon.. ^^


to be continued,,,,