Aku, Kamu, Mereka dan Alam

Aku, Kamu, Mereka dan Alam
Aku, Kamu, Mereka dan Alam... Pantai Gedong, 8 Maret 2011 bersama keluarga keduaku,,

Tuesday 6 March 2012

KRITERIA

Aku mentok dengan kata kriteria. Rasanya kepalaku berputar dan akhirnya stuck, macet! Padahal sadar tak sadar otak kita punya refleks tersendiri untuk menentukan kriteria di kehidupan kita. Contoh simpelnya memilih baju. Tanpa kita sadari otak sudah membagi-bagi kriteria baju ini untuk acara apa, sama siapa dan seterusnya. Tapi, semisal sekarang ditanya kriteria baju yang kau suka kita akan bingung jawab apa. Wajar! Manusia punya banyak sekali keinginan dalam wujud nafsu yang kadang secara tidak kita sadari membuat penilaian pada kriteria jadi abnormal.

Coba sekarang kita tanya kriteria makanan sehat pada diri kita. Pastilah akan keluar jawaban muluk bahwa makanan sehat itu harus cukup gizi, ada sayur, ada protein ya semacam empat sehat lima sempurnalah. Lalu coba dengar sedikit suara kecil yang pasti ada bahwa makanan yang sehat juga harus enak. Wajar! Tapi coba tengok makanan yang kita santap setiap hari. Idealkah?

Jadi, ketimpangan kriteria dan fakta itu sudah umum, wajar, udah sangat amat biasa. Tak perlu kaget kalau apa yang ada di otak, di pikiran, di awang-awang akhirnya harus tergantikan dengan yang lain. Kriteria itu patokan tapi bukan harga mati untuk setiap pencapaian. Bila kau menginginkan sejumlah kriteria untuk suatu hal tapi pada akhirnya Allah memberi dalam wujud lain, maka percayalah itulah yang kau butuhkan. Percayalah..

Kita menetapkan sejuta rencana hidup, tentu saja dengan berbagai kriteria mulai dari pasangan, jalan hidup, tempat tinggal, pekerjaan dan lainnya. Kriteria itu yang akan membawa kita ke pilihan terbaik. Kriteria juga yang jadi ukuran pantas dan tidak. Tapi, bukan kriteria yang menentukan kebahagiaan. Karena tak selamanya apa yang kita mau, apa yang kita butuh ada di dalam kriteria-kriteria itu. Kadang tak terpikir untuk kita akan seperti apa kehidupan nantinya. Akan seperti apa tantangan hidup kita. Akan setangguh apa kita. Untuk itu, kriteria saja tak cukup. 

Mengutip kata Ibuku, jika kriteria sholeh itu hanya diartikan dengan ahli ibadah maka jelaslah bahwa sholeh saja tak cukup.

No comments: