Aku, Kamu, Mereka dan Alam

Aku, Kamu, Mereka dan Alam
Aku, Kamu, Mereka dan Alam... Pantai Gedong, 8 Maret 2011 bersama keluarga keduaku,,

Tuesday 21 September 2010

Ocehan Siang Ini

In the Name of Allah, Most Gracious, Most Merciful

Lama ga nulis, kelamaan di rumah jadi ga produktif babar blas. Sekarang, mari kembalikan produktifitas hehee.. Satu yang tidak ku suka setelah pulang dari kampung halaman adalah bahasa jawa ku yang tambah fasih. Sepertinya perlu penyesuaian lagi berbahasa Indonesia yang baik dan benar -_-"

Sampai kembali aku di dunia kampus. Yak tak ubahnya ini adalah dunia nyataku setelah berminggu-minggu dimanjakan oleh mimpi manis di rumah. Yak, saatnya untuk produktif kembali. Seperti pesan singkat dari seorang teman tadi pagi "welcome to the jungle!".

Keadaan sekitar kampus masih sepi, belum banyak mahasiswa yang datang dan belum banyak toko yang buka. Entahlah kalau keadaan di kampus. Aku belum sempat menengok kampus karena sejak pagi disibukkan dengan bersih-bersih kamar. Tapi menurut prediksi dan cerita dari Lia dan Gita (adik tingkat dari Rembang) kampus rame dengan calon anak tingkat 1 yang daftar ulang. Mendengar cerita mereka ingatanku jadi flashback ke 2 tahun yang lalu saat aku baru menginjakkan kaki di sini. Komentar konyol yang pertama kali keluar, "mas, ini bener kampus STAN? Kampusnya belah mana yak? kok kayak hutan!" hahaa... komentar yang pasti tidak akan lagi terlontar oleh mahasiswa baru sekarang. Yah, setidaknya pasca pembangunan semua sudah sangat baik.

Siang ini, setelah beres merapikan kamar dan berbincang dengan Lia dan Gita, aku tergoda membuka laptop dan mulai surfing di dunia maya. Yap, jujur ini yang saya sukai dari kosan, bisa memanfaatkan fasilitas wifi yang ga ada di rumah. Bahkan untuk kirim email saja lemot kalo di rumah -_-.

Buka FB dan twitter, anak-anak STAN lagi pada ngumungin berita tentang kelulusan STAN. Yak hari ini rapat kelulusan mahasiswa ato yang ngetren disebut rapat dosen. Menggelitik! "Bagaimana nasibku dan temen-temen ya?" gumamku. Mulailah bertanya pada teman-teman dan ketua kelas. Alih-alih jadi tenang, eh malah jadi semakin penasaran. Banyak update status yang kontroversial yang membuat semakin merinding. "Ini semester penentuan, perjuangan terakhir ke tingkat 3, berilah yang terbaik untuk kami, ya Allah..." hanya doa itu yang akhirnya terucap. Apapun nanti hasilnya, yang penting kita sudah mengikhtiarkan semampu kita. Sekarang saatnya meng-ON-kan tombol tawakal dan biarkan tangan Allah bekerja.

Di luar hujan, aku jadi teringat akan rumah. Selama berada di rumah apakah aku sudah melaksanakan kewajibanku pada orang tuaku? apakah birul walidain ku sudah kupenuhi?? Sepertinya aku masih belum bisa menjawab pertanyaan itu. Ibu pasti kerepotan memasak sendiri tanpa aku dan mbak Ana. Bapak juga pasti repot mengurus keperluan mbah putri. "Yang sabar Pak, Bu,, Liya mendoakan yang terbaik untuk keluarga kita." Oh ya, mas Nunung sekarang sedang tes samapta buat CPNS Depkumham. "Semoga semua lancar mas,, semoga diterima." Mas Lathif, hem,,sedang apa kau mas? Apa penelitianmu sudah mulai jalan atau masih menunggu. Tapi lantunan doa yang sama terucap untukmu,, "lancarkan semuanya ya Allah,,"

Siang ini, masih terdengar suara gerimis dan gelegar guntur di angkasa-Mu. Seakan semua bertasbih memuji keagungan-Mu. Tak ada yang lebih Agung daripada Engkau, ya Rabb. Engkau yang Maha Kuasa dan Maha mengetahui. KepadaMu kami minta yang terbaik untuk urusan kami. Untukku dan teman-temanku, luluskan kami dengan IPK yang terbaik dari usaha kami. Untuk kedua orang tuaku, sabarkan dan lembutkan hati mereka dalam setiap ujian dan cobaanMu, lancarkan rizqi mereka, limpahkan kasih sayangMu dalam setiap hari mereka. Untuk kakak-kakakku, lancarkan usahanya, berkahi setiap jalan yang mereka tempuh. Itu pintaku ya Rabb..

Allahummaghfirli waliwalidayya, warhamhuma kamaa rabbayaanii shogiira.
(Ya Allah ampunilah aku dan rahmati dan belas kasihanilah kedua orangtuaku sebagaimana mereka menyayangi aku sewaktu kecilku dulu.)

***