Aku, Kamu, Mereka dan Alam

Aku, Kamu, Mereka dan Alam
Aku, Kamu, Mereka dan Alam... Pantai Gedong, 8 Maret 2011 bersama keluarga keduaku,,

Sunday 8 January 2012

Tentang Jatuh Cinta

Tahukah kau kalau selembar daun sejatinya tak ingin jatuh tertiup angin. Angin pun demikian. Angin tak pernah dengan sengaja membuat daun turut jatuh bersamanya. Jadi, jangan pernah salahkan jika pada saat angin berhembus ada daun yang turut jatuh menyertainya.

Daun tak pernah menyalahkan angin yang membuatnya jatuh. Dan seharusnya angin pun begitu. Angin, jangan benci daun yang akhirnya jatuh menyertaimu. Jangan salahkan daun kalau dia akhirnya menyertai gerakmu. Mengikutimu dan berserak di jalanmu. Sungguh, bukan keinginan daun untuk bodoh ikut terbang bersamamu. 

Kau pun tak salah, angin. Sudah kodratmu untuk berhembus ke mana saja memberi udara segar bagi makhluk hidup. Bukan salahmu kalau dalam gerakmu kau membuat selembar, dua lembar bahkan berlembar-lembar daun jatuh. Bukan salahmu..

Angin, jika akhirnya kau terganggu dengan daun-daun yang berserakan mengikutimu, jangan marahi mereka. Jangan benci mereka. Mereka terlalu rapuh kalau masih harus kau benci. 

***

Sadar atau tidak, perhatian, pertengkaran, perselisihan, percakapan, interaksi terkadang menimbulkan efek yang tidak kita prediksi. Dari hal kecil pun rasa tertarik bisa muncul. Karena rasa suka itu tempatnya di hati bukan di otak. Hati, bagian yang bila baik maka baiklah keseluruhannya dan jika buruk maka buruklah kesemuanya. Dan tahukah kamu kalau hati sudah jatuh ke seseorang? Tak ada lagi tempat untuk logika di sana karena hati bukan otak yang bisa berfikir benar dan salah. 


Pernah ada seorang teman yang bercerita kalau dia sedang merasa terganggu dengan si A karena tiba-tiba si A sering mengiriminya pesan yang menurutnya itu tak perlu. Dia merasa kalau si A sepertinya jatuh hati padanya. Aku hanya menanggapinya dengan senyum seperlunya dan ucapan sambil lalu "Ya udah sih kalau ga mau bales ga usah dibales. Repot amat!" Mungkin terlihat sangat tidak menghargai apa yang digelisahkan temanku tapi aku dan A sama-sama wanita dan aku tahu bagaimana rasanya kaau aku seperti A.

Suka itu bukan urusan mudah yang bisa diatur dengan siapa dan kapan. Si A pun demikian aku rasa. Seandainya dia bisa menolak pasti dia memilih tidak jatuh cinta apalagi dengan seorang seperti temanku yang satu itu. "Salah kamu juga sih.." lanjutku. Terlihat raut mukanya kebingungan. "Kalau kamu ga bikin dia jatuh hati, dia kan ga bakal SMS kamu." ku tutup diskusi kami dengan kalimat itu.

Jatuh cinta itu urusan prerogatif setiap orang. Aku ga mau ikut campur. Tapi alangkah lebih baik kalau urusannya ga sampai seperti cerita temanku tadi. Si pria merasa keganggu atas sikap si wanita dan berakhir keduanya jadi saling diam. Saling tak tahu harus bersikap bagaimana. Bukan seperti itu harusnya. 

Aku juga pernah jatuh cinta dan aku juga pernah patah hati. Keduanya sama-sama tidak enak. Bukan merasa lebih tahu atau bagaimana, tapi menurutku tak selamanya dalam kasus itu wanita yang salah. Wanita itu bukan makhluk yang bisa dengan mudahnya jatuh hati. Pasti ada hal-hal yang membuatnya seperti itu. Dan mungkin itu yang tidak disadari oleh sang pria. Mungkin sikap si pria yang terlihat baik, perhatian yang membuatnya salah paham mengartikan maksudnya.

Singkatnya, kita tidak akan bisa tahu pada siapa dan kapan kita akan jatuh cinta. Kita juga tidak boleh marah seandainya ada yang menyukai kita. Bukankah banyak disukai orang itu suatu anugerah? Artinya kan kita seorang yang baik dan diharapkan oleh banyak orang. Tapi yang salah di sini adalah kita tidak boleh membuat orang lain jatuh cinta kalau kita tak berniat untuk serius dengannya. Temanku yang satu itu benar karena dia ber-azam tak mau "pacaran", tapi seharusnya jika dia berniat seperti itu ya jangan memberi peluang orang lain untuk jatuh cinta dengan perhatian. Banyak orang yang kadang tidak bisa menafsirkan arti dari perhatian seseorang.

Intinya, jaga sikap saat kita berinteraksi dengan orang lain terutama lawan jenis. Kalau kita memberi porsi yang pas hasilnya kan tidak berujung pada kesalahpahaman. Bergaul itu juga melihat kondisi dan sifat dari orang yang berinteraksi dengan kita. Jika mereka santai dan enjoy dengan sikap kita yang seperti itu ya ga papa. Tapi kalau mereka bukan tipe yang bisa menerima perhatian lebih ya jangan diteruskan. Membuat orang lain jatuh cinta itu jahat!


4 comments:

Anonymous said...

daun yang gugur takkan pernah membenci angin -tere liye-
jatuh cinta itu rumit ya zha, kayak bisul, ditahan2 sakit, dipecahin (dikeluarin) juga sakit... #galau

Ny. Auliya said...

jatuh cinta itu sakit,, jadi mending ga usah *ekstrim*
rumit jun,, apalagi kalau tak bersambut.. Udah kayak ngejar bayangan.. *setengah curcol*

heri said...

weleh weleh, yo wis kono

Ny. Auliya said...

kono apa mas?