Aku, Kamu, Mereka dan Alam

Aku, Kamu, Mereka dan Alam
Aku, Kamu, Mereka dan Alam... Pantai Gedong, 8 Maret 2011 bersama keluarga keduaku,,

Wednesday 27 July 2011

Edisi Nge Galau Dosbing

Minggu Pertama Lap PKL

Ibunya ga bisa di hubungi dari seminggu yang lalu..
SMS, telp, Email semua ngegantung..

Minggu Kedua Lap PKL

Ibunya DL ke Balikpapan sampe Kamis, Jumat baru ada di Jakarta..
Padahal Jumat deadline pengumpulan -____-"

Hohohooo serasa DEJAVU pas outline!!

dari tanggal 19 - 28 Juli agenda = nyampah di kosan (mending baliknya ke Bintaro ga usah cepet2 ya kemarin T.T)

Tuesday 26 July 2011

Mengejar Dosbing part 1

Tulisan ini sebenernya uda lama aku bikinnya pas masa-masa dulu bikin outline. Yah, masa stres saat semua teman-temanku uda nenteng-nenteng itu outline rapi dengan jilid sampul kuning ke sekre sementara aku dan temen-temen se-dosbingku masih yang nol banget alias ngegantung belum ada revisi. Iri, pastinya... pokoknya campur aduk bener dah waktu itu...

15 Juni 2011
Mengejar Dosbing part 1

Mengejar dosbing ini ceritanya.. Pagi-pagi uda rapi jali ke kampus bawa outline, FD dan tentu saja halaman persetujuan yang banyak. Yah, karena beberapa hari ini dosbing kami ga bisa di hubungi jadi kami berinisiatif buat langsung nyamper ke kantor pusat. Sebenernya aku sih udah yakin itu outline ku ga kebaca ma Ibunya T.T tapi masih optimis lah ya,, insyaAllah acc walaupun belepotan di mana-mana :(

Kemarin, Ibunya membuat kami jantungan saat bilang ibunya uda koreksi sebagian dan bakal kirim balik hasil revisi ke email kami. Dan, terereeeeng... taraaaa... yang emailnya dibales ma Bu Heni cuma 4 orang dari total 8 orang kelompokku. Dari 4 itu aja cuma 2 orang ada hasil revisiannya, 1 orang ada attachment nya tapi ga ada revisiannya, dan yang satu lebih parah email balesannya ga ada attachmentnya..  Dan saya sangat beruntung ada di kelompok yang GA DAPET BALESAN EMAIL hahaaa.. Percuma sampe bergadang nungguin email dan mantengin layar yahoo mail. Tapi aku lebih beruntung karena 2 orang temenku malah emailnya ga sampe ke ibunya.. Itu lebih nusuk saudara-saudara :(

Akhirnya, hari ini rabu, kami niat banget nyamperin Ibunya mau ga mau, bisa ga bisa, sibuk ga sibuk demi satu tandatangan aja di lembar persetujuan. Dan pagi ini kembali menyusuri jalan Ibu Kota dengan motor ke kantor pusat, demi tanda tangan demi outline demi PKL... Dan Alhamdulillah,, usaha kami ga sia-sia, tanpa banyak basa basi dan pertanyaan tanda tangan di dapat.. tarraaaaaaaaaa...... uda kayak mau di cium-cium itu tanda tangan yang dapetnya susah minta ampun hehee

Dan hari ini juga, langsung deh dengan bangga jalan ke kampus nenteng-nenteng outline yang uda dijilid. Ternyata rasanya plong banget setelah melalui banyak kegalauan dan banyak usaha sampe bisa jadi nih benda kuning keramat ini.. Dan yang lebih Alhamdulillah laporanku lolos sensor di sekre huahaa,, secara dari kemarin anak pajak pada ribut ngomongin sekre yang mulai usil sampe titik di gelar aja di masalahin -____-" (menurut gw itu sangat amat ga penting)

Yah, after all,, alhamdulillah... semoga ga ada tulisan Mengejar Dosbing Part 2 deh,, uda cukup sekali.. Pas laporan PKL baik baik ya Bu,, jangan gantung kami lagi :D

***

Itu dia tulisan ku waktu itu dan sepertinya doaku di akhir tulisan ga dikabulin T.T hiks,,
Ternyata masih ada Mengejar Dosbing Part 2!! :((

Seperti apa? kita liat saja... Kalau sekarang status masih Galau Digantung Dosbing wkwkwkwkk

Friday 22 July 2011

Ritual Malam

Hei, aku kembali lagi di ritual setiap malam bersama teman kosku. Sebut saja namanya Nia (nama sebenarnya). Malam, menyusuri jalan PJMI dan kalimangsa, cari makan kalo ga punya lauk atau sekedar beli gorengan di pos ronda PJMI. Meski kesannya biasa tapi akan selalu ada cerita atau mungkin kejadian lucu yang terselip. Saat suatu ketika kita berdua bertemu seseorang yang kita hindari, kita cari-cari bahkan kadang kita sampai takjub melihat seseorang. Saat dengan tidak sengaja bertemu teman, temannya teman bahkan ketua kelas saat makan di warung dan berakhir ngobrol ngalor ngidul ga jelas arahnya. Setiap hari pasti ada saja kejutannya. Ya, semua cerita lucu itu ada di memoriku. Sederhana sih dan sepertinya jalan yang dilalui juga sama, tapi orang dan situasinya selalu mengecap kata beda di ingatan kami.

Ritualnya bukan hanya sampai di situ. Kami hampir tiap hari makan malam bersama di depan TV menonton acara TV yang kadang ga jelas apa sambil ngobrol sini ngobrol sana. Jujur, kadang-kadang TV jadi ga berguna di saat-saat kita sedang "berdiskusi" tentang sesuatu. Obrolan ringan bahkan curcolan pun seriiiiiiiiiiing banget hadir sampai lupa jam bahkan lupa kalau masih ada tugas lainnya -____-"

Begitulah kami. Seperti malam ini. Memutari kalimangsa, beli gorengan, makan bareng, nonton TV, ngobrol. Dan meski sampai jam 12 malam pun kadang semua ga cukup. Kadang pengen deh bilang ini saat ngobrol ma Nia, tapi kok aneh ya kalo tiba-tiba ngomong gini,  
"Terima kasih atas semuanya, pertemanan, ritual malam dan semuanya. Pertemanan kita memang sederhana, ga istimewa dari sisi manapun, tapi aku nyaman bercerita apapun dan itu cukup, cukup untuk mengatakan kamu itu bukan sekadar teman tapi SAUDARA"

Well, friendship is not always look like butterfly.. Sometimes it must be a caterpillar before it looks beautiful as a butterfly..

Sunday 10 July 2011

Secangkir Sereal dan Sepotong Pengharapan

Pagi selalu mengawali harinya dengan matahari sedangkan aku mengawali hari jauh sebelumnya. Ya, setidaknya selama tiga pekan ini, bangun pagi, mandi pagi, sholat dan membuat secangkir sereal. Terus-menerus tiap pagi seperti kaset yang diputar dari side A ke side B. Setidaknya aktivitas itu hanya berlaku saat weekday, saat aku mau tidak mau jam 7 sudah harus ada di suasana sebuah kantor. Ya, suasana yang membuatku hampir tak bisa membayangkan kalau dalam hitungan bulan aku akan bemar-benar ada di situasi ini setiap hari.

Dan sekarang, aktivitas itu nyatanya masih berlaku saat weekend. Aku masih membuat sereal. Bedanya, aku membuatnya untuk menemaniku membaca lembar-lembar terakhir buku ceritaku. Bersantai sejenak saat weekend memang sangat nyaman. Sekarang aku baru tahu kenapa banyak orang yang berkata, ''Thanks God it's friday'' dan akan berkata ''Oh no, monday is coming back''. Penat pekerjaan mungkin membuat mereka benci hari Senin dan mencintai weekend. Ya, mungkin gejala itu yang sedang menjangkitiku..

Berhenti membicarakan hari karena berapapun waktu yang kita punya setiap hari kita akan terus mengeluh kenapa begini dan kenapa begitu. Sudah sunnatullah bahwa manusia adalah makhluk serakah dan tidak pernah puas.

Di sini, aku cuma mau bercerita tentang secangkir sereal yang kubuat pagi ini. Sereal yang entah kenapa terasa sangat enak. Mungkin karena efek lapar dan tak ada makanan selain serealku itu. Secangkir sereal yang mengawali hariku yang longgar. Bermalas-malasan di kamar, membaca cerita, nonton film dan menghabiskan waktu sampai sore sebelum nanti aku membolang ria menyusuri Semarang. Aku suka hari ini, bisikku.

Secangkir sereal ini mengingatkanku pada sebuah cerita. Cerita tentang perasaan dan pengharapan. Cerita yang cukup aku dan Allah yang tahu subjek dan jalan ceritanya. Serpihan dan potongan perasaan yang nyatanya tak pernah hilang, masih tersusun rapi di memoriku. Sedikit mengingat lagi, aku mencari memori itu di tiap teguk serealku. Nyatanya, perasaanku masih sama.

Secangkir sereal dan sepotong pengharapan, perpaduan serasi untuk pagi yang cerah hari ini. Menikmati sereal dan mengingat sepotong cerita lama sudah sukses mengisi pagiku. Dan saat serealku habis maka cerita itu juga kembali harus disimpan. Bukan untuk dibuang tapi disimpan karena mungkin aku akan menikmatinya lagi esok bersama secangkir serealku. Ya selama masih ada pagi untukku dan bayanganmu.


-Sunday Morning in Semarang-