Aku, Kamu, Mereka dan Alam

Aku, Kamu, Mereka dan Alam
Aku, Kamu, Mereka dan Alam... Pantai Gedong, 8 Maret 2011 bersama keluarga keduaku,,

Tuesday 26 April 2011

Etika, Prinsip dan Tingkah Laku

Etika, Prinsip dan Tingkah Laku.. Busyet dah judulnya ngeri amat yak? Ga usah berkerut-kerut ya keningnya pas baca, ini tulisan ngasal (baca: ga penting) yang jadi curhatan seorang gadis yang tak punya nama untuk didengar. Hanya rangkaian kegelisahanku selama ini melihat, mengamati, mendengar dan mengalami banyak sekali hal di sekelilingku. 

Kata orang (entah orang yang mana) hidup itu mesti imbang, imbang dalam segala-galanya. Dalam pergaulan terutama, yah meskipun, kamu (katanya) seorang yang punya nama, konsep etika dan prinsip harus tetap ada di tingkah laku (pendapat pribadi sih). Bukan karena apa ya, tapi setahu aku yang namanya etika itu ga ada pengecualian kepada siapa dan dengan tittle apa. Yang namanya etika itu melekat di setiap individu. 

Etika itu bukan hanya teori lho. Haduh bener ya, kalau ada yang bilang etika itu hanya tulisan aku pengen jitak tuh orang! Haloo mas atau mbak etika itu ga hanya teori yang cuma ada di buku etika profesi atau KSPK lho! Lebih dari itu etika itu harus diimplementasikan. Mau di bawa ke mana dunia ini kalau udah ga ada yang peduli dengan yang namanya etika atau tata sikap. Meskipun buat anda yang punya tittle dan predikat yang cukup untuk dikatakan "terhormat". Bahkan seorang presiden pun tetap harus ber-etika kan?

Kedua, Prinsip! Setiap orang pasti punya prinsip di hidup mereka. Prinsip setiap orang itu berbeda-beda. Sesuai ma pola hidup dan pemikiran masing-masing orang. Jadi jangan pernah memaksakan prinsip dan gaya hidup kita ke orang lain. Bukannya kenapa, tapi menurut pengalaman pribadi sesuatu yang yang dipaksakan itu pasti berujung pada pemberontakan.

"Eh aku ini gini lho..." "Eh aku ga suka gini lho.." 
 "Eh dia itu gini lho.." "Eh dia kan kemarin ngelakuin ini.."

Hem,, sepertinya kita ga perlu deh menilai tingkah laku orang lain. Sepertinya cukup Allah yang menilai baik atau buruknya sikap manusia. Bukannya apa ya,, tapi pantas ga sih aku yang masih belepotan dan compang-camping kayak gini bilang orang lain lebih salah atau lebih benar?


Eits, kita lagi ga bahas soal itu. Kita lagi bahas soal orang yang "celap-celup" alias plin plan dengan prinsip. Katanya dia ABCDEFG tapi ternyata dibalik itu dia HIJKLMN. Bener-bener bikin yang ngeliat bingung. Katanya kalau di lingkup tertentu dia itu ga mau tapi dibalik itu dia fine fine aja ngelakuin suatu hal. Mbok ya, kalau ga bilang ga, apa susahnya sih Mbak atau Mas?

Sering, bahkan terlalu sering mendengar kata muluk yang berakhir pada ketidak-konsistenan perilaku. Bukan saya ingin mendiskreditkan salah satu pihak atau bagaimana tapi yang namanya etika dan prinsip itu masih perlu lho di tahun 2011 ini. :D

Pernah ni, pengalaman yang ga bakal terlupa saat saya menemui seorang yang (katanya) calon pemimpin yang baik (eits, apa sekarang udah jadi pemimpin gitu) tapi "dia" ga bisa menjaga sikap dan ucapannya. Melontarkan ucapan tanpa melihat subjek dan tempat (apa mentang-mentang di lapangan dan panas yak, jadi ucapan ikut panas juga?). Semenjak itu saya benar-benar berfikir. Apa seperti itu sosok pemimpin? Hei, sikap baik itu ga cuma ditunjukkan pada orang yang anda pimpin lho.. Mentang-mentang aku bukan anak spesialisasi -tuuuuttt.. sensor- :P

Tingkah laku itu cermin dari kesemuanya. Cermin dari etika, cermin dari prinsip dan cermin dari kesemuanya. Ga usah terlalu muluk menetapkan atau men-cap diri kita dengan label tertentu kalau dalam prakteknya kita ga bisa konsekuen dengan semua predikat itu. Malu sama diri sendiri! Malu sama Allah!

Jangan sampai di tengah  prasangka baik orang tapi  dalam kenyataan kita rusak di dalamnya. Buat apa baik di mata manusia... Aku sih lebih milih dicap buruk manusia daripada jelek di mata Sang Pencipta (CMIIW)
Tulisan ini dibuat saat aku mulai mempertanyakan kesemua hal di sekitarku. Maaf bagi pihak-pihak yang merasa tersindir dengan tulisan ini (kayaknya sih bakalan ga ada yang kesindir :P) 
Semoga tulisan ini membawa perbaikan ke depan ya.. (untuk diriku pribadi khususnya)

5 comments:

Sigit said...
This comment has been removed by the author.
Sigit said...

lidah tidak bertulang

Habib Asfiya Jauhari said...

aku juga begiNi
aku juga begiNu

Ny. Auliya said...

siapa yang menghapus komen? siapa yang menghapus komen? (galau!)

Dedek: kuwe kayak nyanyi..

Habib: iki pada ae doraemonan ^^

myspaceblog said...

tidak bisa diungkapkan denga kata-kata, hanya bisa diungkapkan dengan hati