Hei, aku kembali lagi di ritual setiap malam bersama teman kosku. Sebut saja namanya Nia (nama sebenarnya). Malam, menyusuri jalan PJMI dan kalimangsa, cari makan kalo ga punya lauk atau sekedar beli gorengan di pos ronda PJMI. Meski kesannya biasa tapi akan selalu ada cerita atau mungkin kejadian lucu yang terselip. Saat suatu ketika kita berdua bertemu seseorang yang kita hindari, kita cari-cari bahkan kadang kita sampai takjub melihat seseorang. Saat dengan tidak sengaja bertemu teman, temannya teman bahkan ketua kelas saat makan di warung dan berakhir ngobrol ngalor ngidul ga jelas arahnya. Setiap hari pasti ada saja kejutannya. Ya, semua cerita lucu itu ada di memoriku. Sederhana sih dan sepertinya jalan yang dilalui juga sama, tapi orang dan situasinya selalu mengecap kata beda di ingatan kami.
Ritualnya bukan hanya sampai di situ. Kami hampir tiap hari makan malam bersama di depan TV menonton acara TV yang kadang ga jelas apa sambil ngobrol sini ngobrol sana. Jujur, kadang-kadang TV jadi ga berguna di saat-saat kita sedang "berdiskusi" tentang sesuatu. Obrolan ringan bahkan curcolan pun seriiiiiiiiiiing banget hadir sampai lupa jam bahkan lupa kalau masih ada tugas lainnya -____-"
Begitulah kami. Seperti malam ini. Memutari kalimangsa, beli gorengan, makan bareng, nonton TV, ngobrol. Dan meski sampai jam 12 malam pun kadang semua ga cukup. Kadang pengen deh bilang ini saat ngobrol ma Nia, tapi kok aneh ya kalo tiba-tiba ngomong gini,
"Terima kasih atas semuanya, pertemanan, ritual malam dan semuanya. Pertemanan kita memang sederhana, ga istimewa dari sisi manapun, tapi aku nyaman bercerita apapun dan itu cukup, cukup untuk mengatakan kamu itu bukan sekadar teman tapi SAUDARA"
Well, friendship is not always look like butterfly.. Sometimes it must be a caterpillar before it looks beautiful as a butterfly..
1 comment:
sip
Post a Comment