Aku tak tahu apa ini benar. Aku sudah benar-benar kehabisan cara untuk menemukannya. Apalagi semenjak aku pindah ke Surabaya. Semua menjadi jauh. Dan keinginanku untuk kembali sekedar mengucapkan "apa kamu baik-baik saja, Nin?" tak pernah terjadi. Semua jadi semakin ruwet, ya bagai benang kusut yang tak kunjung ketemu ujungnya. Ini semua salahku Nin, percayalah harusnya aku tak seceroboh itu mengambil keputusan. Harusnya aku tak bersikeras menentang Ibuku. Dan harusnya 25 tahun menjadi anak Ibuku aku tahu cara yang tepat menghadapinya. Maafkan aku, Nin..
Tiga hari lalu aku dapat proyek di Semarang. Kau tahu betapa senangnya aku saat kembali menginjakkan kaki di kota Atlas ini. Menyusuri jalan pandanaran sebelum akhirnya menikmati suasana Simpang Lima. Kota ini ga banyak berubah Nin. Dan aku harap kamu juga ga berubah. Dan semoga aku belum terlambat untuk menemuimu. Sore nanti aku akan menyempatkan datang ke rumahmu. Aku tahu aku tak akan diterima di sana setelah yang kulakukan hari itu. Tapi setidaknya aku mencoba Nin.